Saturday, 27 October 2012

MAKALAH BOLA TANGAN

KATA PENGANTAR



Assalamu’alaikum wr. wb

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua sehingga kita dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat serta salam semoga senantiasa selalu tercurah kepada uswah hasanah kita yang telah menyampaikan risalah kebenaran dan telah membawa kita dari zaman kegelapan ( jahiliyah ) menuju zaman yang terang benderang yang penuh dengan petunjuk ( dinul islam ) beserta keluarga, sahabat serta kita yang insyaallah selalu melaksanakan sunnahnya.

Terima kasih penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah andil dalam proses penyusunan makalah ini, sehingga makalah ini dapat segera disajikan tanpa halangan yang berarti.

Penyusun optimis makalah ini dapat membantu dan dapat dengan mudah untuk di jadikan bahan pembelajaran bagi semua kalangan pembaca terlebih yang ingin memperdalam mengenai jenis olah raga khususnya kategori tangan.

Dengan diambil dari berbagai sumber. Alhamdulilah makalah ini dapat segera disajikan dan penulis mempunyai orientasi makalah ini akan bermanfaat bagi kita untuk menambah wawasan kita tentang dunia olah raga.

Sekian, semoga makalah ini dapat meberikan jawaban terhadap pertanyaan seputar permasalahan permainan Bola Tangan.

Wassalamu’alaikum wr. wb.







Majalengka, April 2009







PENULIS


DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR.................................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................................. ii

PEMBAHASAN BOLA TANGAN

1. Sejarah Bola Tangan

A. Masa Yunani Kuno......................................................................... 1

B. Perintis Bolatangan.......................................................................... 2

C. Pelopor Federasi Bolatangan........................................................... 2

D. Sejarah Bolatangan Olimpiade......................................................... 3

2. Peraturan Bola Tangan

A. Cara Bermain Bolatangan................................................................ 3

B. Gambar Lapangan Bolatangan......................................................... 4

C. Pemain........................................................................................... 5

3. Jenis Tembakan dalam Permainan Bolatangan

1. Center Shoot................................................................................... 5

2. Center Shoot When Running............................................................ 6

3. Center Shoot Hip Height.................................................................. 6

4. Flying Shoot.................................................................................... 6

5. Flying Shoot When Running............................................................ 7

6. Dive Shoot...................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 8





BOLATANGAN



1. SEJARAH BOLATANGAN

A. MASA YUNANI KUNO

Permainan bola tangan dapat ditelusuri sejarahnya. Pada zaman Yunani Kuno permainan bolatangan sudah dimainkan walaupun dengan peraturan yang masih kuno. Permaianan ”Urania” yang dimainkan oleh orang-orang Yunani kuno (yang digambarkan oleh Homer dan Odyssey) dan ”harpaston” yang dimainkan oleh orang-orang Romawi yang bernama Claudius Galenus tahun 130 sampai 200 Masehi.

Di Jerman peramainan bola tangan dikenal dengan ”Fangballspiel” ayau permainan ”tangkap bola” yang diperkenal kan dalam ebuah lagu oleh penulis puisi Jerman bernama Walther von der Vgelweide. (1170-1230). Di Perancis seorang bernama Rabeilas (1494-1533) menggambarkan permainan bolatangan dengan; ”mereka bermain bolatangan dengan menggunakan telapak tangan mereka”.

Pada tahun 1793 masyarakat yang hidup di dataran hijau menggambarkan dan membuat ilustrasi dengan menggunakan bolatangan. Pada tahun 1484 seorang administrator olahraga Denmark mengijinkan permainan bolatangan agar dimainkan di sekolah lanjutan di Ortup Denmark dan mendorong untuk segera menyertakan atura dalam bolatangan. Bola tangan adalah olahraga beregu di mana dua regu dengan masing-masing 7 pemain (6 pemain dan 1 penjaga gawang) berusaha memasukkan sebuah bola ke gawang lawan. Permainan ini mirip dengan sepakbola, tapi cara memindahkan bola adalah dengan tangan pemain, bukan kaki. Lapangan bola tangan berukuran 40 m x 20m dengan garis pemisah di tengah dan gawang di tengah kedua sisi pendek. Di sekeliling gawang dibuat garis untuk menandai daerah yang hanya boleh dimasuki penjaga gawang. Bola yang digunakan lebih kecil dari bola sepak. Handball dimainkan selama 2 x 30 menit, Penalti dilakukan dari jarak 7 meter.

B. Perintis bolatangan Lapangan Moderen

Bolatangan modern dimainkan pada abad 19 dimainkan di kota Danish di bagian Nyborg, Denmark pada tahun 1897. yang mempelopori bolatangan sesungguhnya adalah tiga negara yaitu Denmark, Jerman dan Swedia namun pendiri bolatangan justru pakar pendidikan jasmani yang memidahkan bolatangan lapangan pada pergantian abad yang berdasar dua bentuk permainan ’Raffbal”(bola tangkap) dan ”Königsbergerball”.

Di Swedia Wallström juga memperkenalkan permainan bolatangan dinegaranya pada tahun 1910.Pada tahun 1912 seorang kebangsaan Jerman Hirschman mencoba menyebarkan bolatangan lapangan untuk pertama kali. Tahun 1919 seorang guru olahraga di Berlin, Karl Scelenz memperkenalkan bentuk permainan bolatangan dilapangan besar (outdoor) di beberapa negara Eropa. Kemudian ia mengembangkan peraturan-peratuaran bolatangan uyang hingga saat ini dikenal sebagai salaha satu pendiri bolatangan lapangan.Pada tahun 1926, dalam sebuah pertemuan di kota Hague, Kongres Federasi Atletik Amatir Intermnasional, mengusulkan pada peserta kongres untuk menyusun peraturan Internasional dari bolatangan lapangan.

C. Pelopor Federasi Bolatangan Internasional

Pada tahun 1928 International Amateur Handball Federation (IAHF) bertepatan dengan Olimpiade Amsterdam dengan Ketua Avery Brundage dari Amerika. Setelah tahun 1938 untuk pertama kali diselenggarakan Kejuaraan Dunia Bolatangan di Jerman.Akhirnya pada tahun 1946 atas usulan dan undangan Denmark dan Swedia delapan negara mendeklarasikan Federasi Bolatangan International atau International Handball Federation (IHF). Delapan negara tersebut adalah denmark, Finlandia, Perancis, Belanda, Norwegia, Polandia, Swiss, Swedia. Sampai tahun 2003 IHF memiliki jumlah peserta sebanyak 150 peserta negara dengan 80.000 klub dan 19 juta atlet putra maupun putri.

D. Sejarah Bolatangan dalam Olimpiade

Pada tahun 1938 di Olimpiade Berlin untuk pertama kali bolatangan di ikutsertakan sebagai salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan hingga Olimpiade yang terakhir diselenggarakan di Athena, yunani.Di Olimpiade terakhir tahun 2004 di athena diadakan penyambutan kecil untuk merayakan 28 tahun berlangsungnya Olimpiade dan ke ikut sertaan ke-10 bagi olahraga bola tangan. Bola tangan pada Olimpiade ini dipertandingkan di dua tempat yaitu di Olympic Sport Center disaksikan oleh 80.000 suporter dan Helinikon Olympic Complex disaksikan oleh 14.000 suporter.

2. PERATURAN BOLATANGAN

A. Cara bermain Bolatangan

Permainan ini dimainkan oleh pemain yang berjumlah 6 orang dan satu penjaga gawang. Objek dari permainan ini adalah melempar bola sampai masuk menjadi gol di gawang lawan. Bolatangan dimainkan di lapangan sepanjang 40 meter dan lebar 20 meter. Saat berlangsung permainan, pemein setiap tim adalah 6 orang dan satu penjaga gawang dengan waktu main 2x30 menit untuk putra dan 2 x 20 menit untuk pitri, berat bola tangan 425 – 475 gr, dan diameter bola tangan 5558 -60 cm.

Pinalti Terjadi Karena Pelanggaran pertama seorang pemain mendapat peringatan dari wasit dengan melayangkan kartu kuning Pelanggaran kedua sebuah penangguhan waktu selama 2 menit yang akan diberikan kepada pemain. Selama waktu itu sebuah tim bermain tanpa satu pemain. Pemain memungkinkan kembali bermain hanya setelah selesai waktu penangguhan dan masuk ke dalam daerah pergantian pemain.

Jalannya Permainan pemain terdiri dari 2 tim masing-masing terdiri 7 orang, 6 sebagai pemain 1 sebagai penjaga gawang. Dimulai di tengah lapangan untuk jumpball, cara melempar bola dengan passing, dribbling dengan 3 langkah, cara memasukkan bola dengan Shooting dari garis luar setengah lingkaran depan gawang.

Teknik-Teknik Yang Digunakan

a. Dribbling: dribbling lurus, dribbling silang.

b. Passing: lemparan atas setinggi bahu, lemparan sisi, lemparan lompat,

lemparan bawah, lemparan tolak.

c. Shooting: tembakan tengah, tembakan pinggang, tembakan melayang.



B. Gambar Lapangan Boatangan

1. Keterangan gambar

a. Garis batas lemparan

hukuman.

b. Titik hukuman 14

meter.

c. Garis batas lemparan

gawang

d. Long korner.

e. Lemparan sudut.

f. Shoot corner.






C. Pemain

Setiap tim terdiri dari 12 pemain, namun hanya 7 pemain yang ada di lapangan termasuk seorang penjaga gawang. Selebihnya adalah pemain pengganti selama permainan berlangsung. Mereka masuk dan meninggalkan lapangan permainan dari daerah pergantian pemain.

Berikut adalah posisi dari masing-masing pemain:

1. Attacking Positions

2. Defending positions.

3. LW - Left Wing OD - Outside defender

4. LB - Left Back HD - Half Defender

5. CB - Center Backor playmaker FD - forward Defender

6. RB - right Bacck GK - goal keeper

7. RW - right Wing

8. PV – pivot

3. BEBERAPA JENIS TEMBAKAN DALAM PERMAINAN BOLATANGAN



Adapun beberapa jenis teknik tembakan yang ada di dalam permainan bola tangan antara lain:

1. Center Shoot (tembakan tengah)

Bagi yang menggunakan tangan kiri, kaki kanan didepan, yang menggunakan tangan kanan, kaki kiri didepan. pada saat bersamaan tarik lengan di atas bahu sampai ke belakang, lengan bagian depan membentuk sudut 90 derajat dengan lengan atas, pinggang berputar ke samping bersama-sama dengan lengan lempar, tangan dibelakang bola, jari-jari tangan di bentangkan dengan luwes, langkah ketiga dan terakhir saat ke depan harus lebar dan kuat, kaki menghadap ke arah gawang, tangan di belakang bola, namunbola jangan di tekan keras, ketika kaki yang lain meninggalkan lantai, lengan yang digunakan untuk melempar setinggi telinga.



2. Center Shoot When Running (tembakan tengah dengan berlari)



Bola dipegang dengan kedua tangan, Kaki kanan berada di udara ketika menangkap.Bagi yang menggunakan tangan kanan: kaki kiri di depan, yang menggunakan tangan kiri: kaki kanan di depan, Pada langkah terakhir bola di bawa setinggi bahu. Langkah terakhir :lebar dan kuat, lengan ditarik kebelakang kemudian segera lepaskan ke depan dengan kuat


3. Center Shoot Hip Height (tembakan pinggang)



Bola dipegang dengan kedua tangan, Kaki kanan berada di udara ketika menangkap bola. Bagi yang menggunakan tangan kanan: kaki kiri di depan, yang tangan kiri: kaki kanan di depan. Pada langkah terakhir bola dibawa setinggi bahu,Langkah terakhir : lebar dan kuat, Lengan ditarik ke belakang kemudian segera lepaskan ke depan dengan kuat.



4. Flying shoot (tembakan melayang)



Selama lari ke depan, bawa bola setinggi bahu, Langkah ketiga kuat dan lebar di udara, pinggang sebaiknya ditarik kebelakang bersamaan dengan lengan lempar, Tarik kedua kaki ke atas secara horizontal, Pinggang tarik ke belakang Lengan mengikuti gerakan ke depan dengan kuat, Mendarat dengan kedua kaki secara bersamaan pemain dengan tangan kanan: meloncat dengan kaki kiri pemain dengan tangan kiri : meloncat dengan kaki kanan.







5. Flaying Shoot When Running (tembakan melayang dengan berlari)


Selama lari ke depan, bawa bola setinggi bahu pada langkah ketiga kuat dan lebar di udara, pinggang sebaiknya ditarik ke belakang bersamaan dengan lengan lempar tarik kedua kaki ke atas secara horizontal. Pinggang tarik ke belakang lengan mengikuti gerakan ke depan dengan kuat Mendarat dengan kedua kaki secara bersamaan ,pemain dengan tangan kanan: meloncat dengan kaki kiri, pemain dengan tangan kiri : meloncat dengan kaki kanan.


6. Dive Shoot (tembakan berbalik)


Posisi awal tembakan ini ialah membelakangi gawang, Loncat tumpuan dengan satu atau dua tangan, Bengkokkan badan ke depan dengan pergelangan kaki, lutut dan dua pinggang, dan pandangan ke gawang, Setelah melakukan tembakan, kedua lengan menyentuh lantai secara langsung, Kedua kaki harus membentuk sudut 90 derajat, Gelincirkan badan saat dada menyentuh lantai. Dada, perut, dan kaki depan menggelincir ke lantai sambil kedua tangan mendorong badan ke atas menjauhi lantai.

Friday, 19 October 2012

upaya pembelajaran pembinaan penjas bagi anak cacat tuna grahita



BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang
Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam rangka upaya mewujudkan tujuan nasional. Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan tersebut maka setiap warga negara memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan. Seperti tertuang dalam UU No. 2 tahun 1989 pasal 5 bahwa setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan. Dengan demikian orang-orang yang menderita cacat atau kelainan juga mendapatkan perlindungan hak. Seperti tertuang pada pasal 8 ayat (1) UU No. 2 tahun 1989 disebutkan bahwa warga negara yang memiliki kelainan fisik dan atau mental berhak memperoleh Pendidikan Luar Biasa (PLB).Namun dalam kenyataan prosentase anak cacat yang mendapatkan layanan pendidikan jumlahnya amat sedikit. Serta pasal 5 ayat (2) juga disebutkan bahwa “Setiap warga yang memiliki kelainan fisik, mental, sosial, intelektual dan atau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus”.Dengan kata lain perkembangan manusia ada yang wajar atau normal dan ada pula yang perkembangannya terganggu (abnormal) yang akan berpengaruh terhadap mental dan jasmani. Sehingga dalam permasalahan pendidikan, tidak ada perbedaan antara anak yang normal perkembangan jasmani dan rohaninya, dengan anak yang mengalami kecacatan fisik, seperti anak yang mengalami kelemahan mental atau sering disebut Tunagrahita. Hal ini dikarenakan masih adanya hambatan pada pola pikir masyarakat kita yang mengabaikan potensi anak cacat. Pada umumnya masyarakat memandang kecacatan (disability) sebagai penghalang (handicap) untuk berbuat sesuatu. Telah banyak bukti bahwa orang cacat mampu melakukan sesuatu dengan berhasil. Pada hakikatnya kecacatan seseorang bukanlah merupakan penghalang untuk melakukan sesuatu.
Anak tunagrahita adalah anak yang mempunyai kemampuan intelektual dibawah rata-rata. Anak tunagrahita memiliki keterbatasan intelegensi, terutama yang bersifat abstrak seperti belajar dan berhitung, menulis dan membaca. Kemampuan belajarnya cenderung tanpa pengertian atau cenderung belajar dengan membeo. Disamping memiliki keterbatasan intelegensi, anak tunagrahita juga memiliki kesulitan dalam mengurus diri sendiri dalam masyarakat. Selain itu, juga memiliki keterbatasan dalam penguasaan bahasa. Oleh karena itu berdasarkan UU diatas setiap orang berhak atas pendidikan.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang diatas maka dalam hal ini penulis mengambil rumusan masalah sebagai berikut.
1.      Bagaimana cara menangani anak tuna grahita?
2.  Upaya apa saja yang dilakukan pendidik dalam meningkatkan pembinaan penjas atau olahraga bagi anak tuna grahita?
1.3.   Tujuan atau Manfaat
2.      Tujuan
a.       Untuk mengetahui upaya pembelajaran pembinaan penjas bagi anak cacat tuna grahita
b.      Untuk mengetahui tingkat kesulitan pembelajaran penjas atau olahraga bagi penyandang cacat tuna grahita
c.       Untuk mengetahui cara pemberian pembelajaran bagi penyandang cacat tuna grahita.
3.      Manfaat
a.       Menjadi sebuah masukan pengetahuan bagi kami yang sedang belajar di jurusan penjaskes.
b.      Sebagia masukan yang penting khususnya bagi penulis sendiri dan bagi khalayak umum.


BAB II
KAJIAN TEORI

2.1.   Pembinaan Olahraga
Pembinaan olahraga atau penjas telah diatur dalam UU No 3 tentang Keolahragaan Nasional dalam pasal 1ayat 8 yaitu : pembinaan olahraga adalah orang yang memiliki minat dan pengetahuan, kepemimpinan, kemampuan manajerial dan pendanaan yang didedikasikan untuk pembinaan dan pengembangan olahraga. Dari hal tersebut bahwa pembinaan oleh seorang guru bagi anak harus benar-benar didedikasikan sepenuhnya bagi perkembangan si anak, tak terkecuali dengan ALB.
Perbedaaan penanganan pembinaan anak yang normal dan yang ALB sangatlah berbeda dalam pemberian materi maupun pembelajaran olahraga. Misalkan bagi anak tuna grahita dalam pemberian pembinaan pembelajaran penjas atau olahraga perlu kesabaran yang tinggi dan perlu penanganan secara terpadu serta adanya sutu pendekatan.
2.   2.2. Anak Cacat Tuna Grahita
Keterbelakangan mental yang biasa dikenal dengan anak tuna grahita biasa dihubungkan dengan tingkat kecerdasan seseorang. Tunagrahita memiliki arti menjelaskan kondisi anak yang kecerdasannya jauh dibawah rata-rata dan ditandai oleh keterbatasan intelegensi dan ketidak cakapan dalam interaksi sosial. Anak tunagrahita atau dikenal juga dengan istilah keterbelakangan mental karena keterbatasan kecerdasannya mengakibatkan dirinya sukar untuk mengikuti program pendidikan di sekolah biasa secara klasikal, oleh karena itu anak keterbelakangan mental membutuhkan layanan pendidikan secara khusus yakni disesuaikan dengan kemampuan anak tersebut. Tingkat kecerdasan secara umum bagi anak tuna grahita biasanya diukur lewat tes Intelegensi yang hasilnya disebut dengan IQ.


RPP PENJAS SD KLS 1



RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
 ( RPP )

Sekolah                       :   SD / MI .................................................................
Mata Pelajaran            :   Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
Kelas / Semester          :   1 / I
Standar Kompetensi   :   1.     Mempraktikkan gerak dasar ke dalam permainan
                                                sederhanan / aktivitas jasmani dan nilai yang
                                                terkandung di dalamnya
Kompetensi Dasar       :   1.1.  Mempraktikkan gerak dasar jalan, lari dan lompat
                                                dalam permainan sederhana, serta nilai sportivitas,
                                                kejujuran, toleransi dan percaya diri.
Indikator                     :           Gerak dasar berjalan
-          berjalan ke depan dengan langkah pendek
-          berjalan dengan langkah panjang          
-          lomba balap sendok
Gerak dasar lari
-          lari ke depan
-          lari ke belakang
-          bermain kejar – kejaran.
Gerak dasar lompat dan loncat.
-          melompat ke depan
-          loncat – loncat
-          lompat ke samping dan berputar
-          lompat ke samping
-          lomba melompat
                                                dengan berbagai variasi arah dan gerak serta melakukan
                                                gerakan secara individu, berpasangan maupun beregu.
Alokasi Waktu            :           9  x 35 menit  (  x pertemuan  )

  1. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat berjalan berbagai variasi yang dikemas dalam bentuk permainan atau modufikasi.

B.     Materi Pembelajaran
-           berjalan
-          Berlari
-          melompat
  1. Metode Pembelajaran
-          ceramah
-          demontrasi
-          penugasan
-          latihan
-          tanya jawab
D.    Langkah – langkah kegiatan pembelajaran
1.      Pertemuan  pertama
Pendahuluan
-          Menyiapkan lapangan, berbaris, berdo’a, presensi, apersepsi dan pemanasan dengan permainan menjala ikan.
Inti ;
Gerak dasar berjalan
-          berjalan ke depan dengan langkah pendek
-          berjalan dengan langkah panjang          
-          lomba balap sendok
Penutup
-          Pendinginan dengan bernyanyi, berbaris, tugas – tugas, evaluasi proses pembelajaran, berdo’a dan bubar.
2.       Pertemuan  ke dua
Pendahuluan
-          Menyiapkan lapangan, berbaris, berdo’a, presensi, apersepsi dan pemanasan dengan permainan mencari pasangan.
Inti :
Gerak dasar lari
-          lari ke depan
-          lari ke belakang
-          bermain kejar – kejaran.
Penutup.
-          pendinginan, berbaris membentuk lingkaran, tugas, evaluasi proses pembelajaran, berdo’a dan bubar         
3.      Pertemuan  ke tiga
Pendahuluan
-          Menyiapkan lapangan, berbaris, berdo’a, presensi, apersepsi dan pemanasan dengan permainan menjala ikan.
Inti
Gerak dasar lompat dan loncat.
-          melompat ke depan
-          loncat – loncat
-          lompat ke samping dan berputar
-          lompat ke samping
-          lomba melompat
Penutup
-          Pendinginan dengan bernyanyi, berbaris, tugas – tugas, evaluasi proses pembelajaran, berdo’a dan bubar.
-          Buku KTSP Penjasorkes kls. 1 oleh tim Abdi Guru Penerbit Erlangga halaman  2, 3, 4, 5, 6,7,8,9,10

E.     Penilaian
1.       Teknik Penilaian
                 Tes unjuk kerja :
-          berjalan
-          berlari
-          melompat                      
Dengan berbagai variasi arah dan jarak serta melakukan gerakan secara individu, berpasangan maupun kelompok atau beregu.
2.       Rublik Penilaian


RUBLIK PENILAIAN
                              UNJUK KERJA GERAK DASAR
no
                     Aspek yang dinilai
          Kualitas  Gerak
     1
    2
    3
     4
 1
Berjalan




 2
Berlari




 3
Melompat











                         Jumlah


                       Mengetahui                                                  Guru Penjasorkes
                     Kepala Sekolah



               -----------------------------                                         ------------------------------
                    Nip.                                                                  Nip.

Uji kompetensi halaman 15, 16

Wednesday, 17 October 2012

PENCAK SILAT

Understanding About Pencak Silat

Abdus gratefully say martial arts is a beauty with dodge step motion included the comedy element of the movement.
Mr. Wongsonegara, IPSI chairman who first said that martial arts is a martial strike movement, a rhythmic taridan with a certain politeness adaptation rules that can pertunjukandi public.
Imam koesopangat, Pencak Silat is a martial motion unopposed, while the nature of the martial arts should not be contested.
Maryono concluded that the criteria for distinguishing the meaning "of the meaning of martial arts" is whether a motion should be displayed or not.
PB.IPSI and Bakin in 1975 mendepinisikan martial arts is the result of human culture utuk Indonesian nation and defend the existence and integrity.
Kata and martial arts are equally implies spirituality, rhythm, beauty, and tips and practice.
B. Aspects of martial arts
a. Aspects of a single entity, martial arts in one aspect of unity is reflected in the arms symbol trident at IPSI, the third tip of the trident describe elements of martial arts and sports, while the handle represents the spiritual element.
b. Spiritual aspect, the mental aspect of martial arts spiitual focuses on the formation of attitudes and personality character fighter who according to the philosophy of noble character. Its purpose is to strengthen the human instinct to defend itself from threats and hazards
c. Aspects of the art, martial arts is a manifestation of culture in the form of rules of motion and rhythm, so perwujudanya were emphasized at:
- Realization of harmony
- Realization of the balance
- Realization of harmony between wiraga and
- Realization of harmony and wirasa wirama
Of the four aspects above may underlie the development of martial arts into four objectives yatu:
1. mental, spiritual martial arts
2. Pencak silat martial
3. Pencak silat arts
4. Pencak silat sports
C. The benefits of martial arts
The benefits of martial arts, among others:
1. martial arts as education,
Is part of the culture of Indonesia is worth sublime. Luhurnya values ​​as follows:
- Indonesian culture as the origin and coraknya
- Philosophy of noble character as the soul and source of motivation users.
- Mental, spiritual guidance or noble character, martial arts and sports.
2. Pencak silat as a physical education
Pencak silat is essentially physical activities contained therein olahragadan aspects of physical education is a vehicle that has a specific purpose. The objectives are:
- Aim to achieve health
- Recreational purposes
- Goal achievement.
3. The scope of martial arts
The scope includes the martial arts techniques of attitude and movement, interdependent, mutually supportive functionally according to a specific pattern. According to the IPSI th General Assembly, 1994, consists of four things as a whole, namely:

    
pairs attitude, attitude is the attitude tide alert for attacks and tactical defense.
    
Step movement, step movement is a movement technique or change the position with mental alertness and senses optimally to gain a favorable position in order toward or away from the opponent.
    
Attack, the attack is to attack the opponent with a calculated so as not melest time attack. The attack on the two-that is, attacks with arms and legs to attack.
    
Defense, defense is the attitude of readiness to defend himself or dodgery of the opponent's attack, defense technically done in an effort to get out of the opponent's attack. The technique is, parry, and dodge.
ATTACK AND DEFENSE TECHNIQUES.
ATTACK TECHNIQUE
1. The basic concept of assault
The attack is divided by a limb that is used as a tool to attack:
A. Attacks arm
The attack is sserangan arm using arm called the blow, which forms
1. Attacks hands
a. Attack front cover;
- Guess, blow with the palm of the hand
- Boxing, hand punch to the head
- Push, blow debgan both hands
- Shove, hit with the tip of your fingers
- The pendulum, swinging blow with the fist
b. Attack from below the arms, corrected, pendulum / vise, plug / pin.
c. Hand strikes from above, include:
- Mash, which is a blow to the head hands
- Sword, which is a blow to the side of the palm of the hand
- Guess what, that is a blow to the palm of your hand
d. Hand attack from the side, include:
- Sword, which pukulang with the palms
- Slap, ie blow with the palm of your hand
- The pendulum, which blow with a fist
- Kepret, ie blow with the back of his hand
2. Elbow attack
Attacks elbow can be distinguished by the direction of his path, including:
- Elbow front
- Elbow oblique
- Elbow rear upper and lower
B. Attack Limbs
Based on the distance from the target position to the opponent, the attack is divided into two legs, commonly called a kick attack from knee attacks commonly called lututan.
a. Attack the foot, can Tendangn dibedakn into 4 kinds, namely front kick (straight), next (T), arc (sickle), from behind
- Front kick, using the base of the toes.
- Side kick, with the soles of the feet
- Kick the bow, with the base of the finger / back foot
- Kick back, with lumit feet.
b. Attacks knee, Under the direction trajectory knee attacks can be divided into two forms, namely:
- Attack the knees down, the path from bottom to top
- Attack the knee side, the path of the side
DEFENSE TECHNIQUES.
1.Konsep basic
Basically defending is issuing body or limb of our trajectory toward the opponent's attack or distract / membindahkan swrangan not opposed to the body
2. basic defense
On the form is divided into three, namely:
a. avoidance
b. dodgery
c. defense
3. advanced defense
Usually begins with dodgery techniques, blocks and sometimes with preliminary motion and sequential movements. Advanced defense consists of catchment, falling, loose and lock.
a. The catch is defense by capturing the arms or legs of an opponent's attack to keep the next attack.

BUTTERFLY STYLE POOL OR DOLPHIN


1) The movement used is dolphin leg kick (leg movements of dolphins). Sealed and swing both legs together. Remember, your knees do not bend (ie: do not bend too much) because if bent will make us sink lower body.
2) The movement of our hands under the water is the tensile (pull) and immediately followed by push (push). Both of these movements should form the curve of the keyhole. Semicircle pull Movement (last exit into), and immediately followed by a motion to thrust our hips or groin. The purpose of forming the keyhole groove is to increase thrust forward, because the water we paddle will always be the new volume of water (which is silent).
Thrust movements should be done very quickly (accelerated), the direction of the back straight. After that there was no need hentian, but skip to the recovery movement (ie, movement of the hand above the water). This is what will make your upper body we lifted up. If we stop at the end of the hand thrust movement, the upper body will trigger our sink, so we will be hard and heavy in movement recovery. Thus, the thrust movement and motion recovery is a unity. No need no hentian between them.
3) The movement of our hands above the water called a recovery. Do recovery by removing as little energy as possible, so it would really be a recovery for us. Therefore, it is a tough task after waiting our hands: paddling under the water. Most beginners, including me now, seemed to do the recovery with enormous energy. Though recovery should be done with ease. How, maximize acceleration at the end of the movement push your hand, so the rest of the momentum is enough to do the recovery movement.
Hand movement when recovery is under the thumb and little finger on. Palms facing outwards, not facing down. Keep it up both hands went back into the water. The distance between the two hands of time in the water was about shoulder-width. Once both hands into the water, enjoy flying by directly moving both hands to the outside (the initial phase of the movement to form the curve of the lock).
4) Hips had to move up and down. So the movement of dolphins not only by distance, but by the whole body. Hands, upper body, hips, and legs: all should be harmonious and rhythmic in movement bumpy. After both hands into the water, lift your hips up sticking to the surface of the water. After that followed a leg kick.
5) When both hands into the water, not to the head and upper body we sink down too deep. The trick, hold style falls that occur with both hands.
6) upper body lifting us above the water not be too high, chin enough we were just above the water surface so that when we took a breather. For if we go up too high, we speed towards the front will be reduced. Remember, not butterfly breaststroke.
7) In every cycle there are two kicks. The first kick is done when both hands into the water. The second kick, which was done with a stronger, conducted in the middle of the stroke movement of the hand. The second kick is what will facilitate our hands to do the recovery. If we are in a cycle of just kicking one time, we certainly would be more difficult to perform hand gestures recovery.
8 - When in the water, pose face down. Bring your chin to your chest. This will help your body be streamlined. You just need to be facing forward while taking a breather.
9) You only have a little time to breathe. That is when your body up and you looked up toward the front. Do not do it too long, because it can interfere with the perfection of the recovery movement. You do not have to breathe in every cycle. By the time you do not want to breathe, still exposes your face downward. Do not be looked up above the water surface. But about the preferences of each person's breathing. It is up to the person, which if only more comfortable for him. Michael Phelps for example, instead taking the air each cycle, and he is still the fastest. So, how do you breathe, is highly dependent on your own.