BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Lompat jauh merupakan salah satu nomor lompat dalam cabang
olahraga atletik, nomor ini merupakan jenis lompatan horizontal yaitu
pencapaian jarak terjauh menjadi tujuan utama dari nomor ini. Dengan demikian
semua potensi dan aspek teknis penunjang diarahkan untuk mencapai jarak yang
sejauh-jauhnya sebagaimana yang dikemukakan oleh Kosasih (1985:67) menjelaskan
bahwa:
“Yang
menjadi tujuan dari lompat jauh adalah mencapai jarak yang sejauh-jauhnya. Maka
untuk dapat mencapai jarak lompatan itu dengan jauh, terlebih dahulu harus
sudah memahami unsur-unsur pokok pada lompat.”
Untuk mencapai hasil lompatan yang optimal, faktor mendasar
yang harus dimiliki oleh pelompat adalah kemampuan kondisi fisik dan kemampuan
penguasaan teknik. Pengaruh kondisi fisik akan teriihat pada kemampuan pelompat
ketika melakukan awalan dan tolakan. Awalan yang cepat dan tolakan yang kuat
dipengaruhi oleh kecepatan dan power tungkai si pelompat, sedangkan keserasian
gerak awalan dan tolakan yang baik sangat tergantung pada penguasaan tekniknya.
Apabila kecepatan dan power menolak ini dilakukan dengan teknik awalan dan
tolakan yang benar maka hasil lompatannyapun akan jauh.
Unsur-unsur yang mempunyai pengaruh terhadap hasil lompatan
diantaranya adalah kecepatan horizontal dan tolakan vertikal. Kecepatan
horizontal diperiukan pada saat melakukan awalan, sedangkan tolakan vertikal
diperlukan saat kaki tolak menyentuh papan tolak untuk melakukan take-off. Hal ini sesuai dengan pendapat
Ballesteros, (1979:54 ) yaitu : “Lompat jauh adalah hasil dari kecepatan
horizontal yang di buat sewaktu dari awalan dengan daya vertikal yang
dihasilkan dari kekuatan kaki tolak. Resultante dari kedua gaya menentukan
gerak parabola dari titik pusat gravitasi.”
Untuk mencapai hasil yang maksimal maka saat take-off diperlukan dorongan tenaga yang
kuat untuk menyetesaikan suatu perpindahan dari kecepatan horizontal menjadi
kekuatan vertikal. Keterampilan mengubah kecepatan horizontal menjadi kecepatan
vertikal yang dihasilkan dari kekuatan tolakan akan mudah dipelajari di
lapangan. Latihan fase menolak ini lebih banyak ditekankan pada bentuk latihan
dinamis yang merupakan kombinasi lari dan lompat.
Pada halaman terdahulu telah dijelaskan bahwa faktor
kemampuan fisik yang mempengaruhi hasil lompat jauh adalah kecepatan horizontal
dan tolakan vertikal. Dengan mentransfer kedua unsur tersebut didukung dengan
penguasaan teknik yang sempurna akan mendapatkan lintasan parabola yang
menguntungkan saat melayang di udara dalam mempertahankan lintasan titik berat
badan persiapan untuk pendaratan, yang pada akhirnya dapat memperbaiki hasil
lompatan. Berbagai cara dilakukan untuk meningkatkan hasil lompatan seperti
mempercepat kecepatan horizontal, meningkatkan power tungkai agar mendapatkan
tolakan vertikal yang kuat. Demikian pula penyempurnaan teknik dilakukan terus
untuk memperbaiki saat melayang di udara, perbaikan ini diperlukan untuk
menyempurnakan teknik saat melayang di udara serta membentuk gaya yang
diinginkan. Pengalaman empirik telah banyak dilakukan para pelatih untuk
meningkatkan hasil lompat jauh, seperti meninggikan tempat tolakan, menggunakan
gawang dan tali yang harus dilewati pelompat pada saat sikap melayang di udara
dan menggantungkan sesuatu benda yang harus disentuh oleh pelompat, semua upaya
tersebut berdaya guna untuk meningkatkan hasil lompatan. Para pelatih di
Australia menggunakan papan miring atau “Inclined
Board” (B.Yuhechkevisth. et.al 1984) sebagai balok toiakan bagi atlet yang
sudah mahir untuk memperbaiki take-off,
sedangkan bagi pemula belum diketahui secara pasti seberapa jauh pengaruhnya
terhadap hasil lompatan.
Berdasarkan informasi tersebut, dan untuk mengetahui
bagaimana pengaruhnya terhadap hasil lompatan, penulis tertarik untuk meneliti
lebih lanjut mengenai penggunaan papan tolak miring dan papan tolak datar
dengan tema sentral penelitian adalah perbedaan pengaruh latihan lompat jauh
antara kelompok yang menggunakan papan tolak miring dan kelompok yang
menggunakan papan tolak datar terhadap peningkatan hasil lompat jauh pada siswa
SLTP.
B.
Masalah Penelitian
Bertitik tolak dan latar belakang masalah yang penulis
uraikan, timbul permasalahan sebagai berikut yaitu :
1.
Apakah latihan menggunakan papan
tolak miring berpengaruh terhadap hasil lompatan.
2.
Apakah latihan menggunakan papan
tolak datar berpengaruh terhadap hasil lompatan.
3.
Apakah terdapat perbedaan hasil
lompat jauh antara kelompok
yang berlatih menggunakan papan tolak
miring dan yang berlatih menggunakan papan tolak datar.
C.
Tujuan Penelitian
Sesuai dengan masalah yang dirumuskan, maka tujuan
penelitian ini adalah :
1.
Untuk mengetahui pengaruh latihan
lompat jauh dengan menggunakan papan tolak miring.
2.
Untuk mengetahui pengaruh latihan
lompat jauh dengan menggunakan papar tolak datar.
3.
Untuk mengetahui berapa besar
perbedaan hasil lompat jauh antara kelompok yang berlatih dengan menggunakan
papan tolak miring dan kelompok yang berlatih dengan menggunakan papan tolak
datar.
D.
Kegunaan Penelitian
Penelitian yang penulis lakukan ini, diharapkan dapat memberikan
manfaat sebagai berikut :
1.
Secara teoritis dapat dijadikan
sumbangan keilmuan mengenai besarnya perbedaan hasil lompat jauh antara
kelompok yang berlatih dengan menggunakan papan tolak miring dan kelompok yang
menggunakan papan tolak datar.
2.
Secara praktis dapat dijadikan
acuan bagi para pelatih, guru pendidikan jasmani, pembina olahraga, serta bagi
siswa itu sendiri untuk meningkatkan hasil lompat jauh.
E.
Pembatasan Penelitian
Menyadari keterbatasan waktu, tenaga, dana, serta untuk
menghindari adanya penafsiran yang terlalu meluas, maka dalam penelitian ini
perlu adanya pembatasan ruang lingkup penelitian. Hal ini dikemukakan oleh
Nasution (1991:31) bahwa : “Tiap masalah pada hakekatnya komplek sehingga tak
dapat diselidiki segala aspeknya secara tuntas.” Pembatasan penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1.
Sampel terdiri dari siswa
laki-laki kelas ..........
2.
Jumlah sampel yang digunakan dalam
penelitian ini sebanyak 30 orang dari seluruh populasi yang termasuk kelas 2.
3.
Penelitian ini terbatas pada permasalahan.
“Perbedaan pengaruh latihan lompat jauh antara latihan yang menggunakan papan
tolak miring dan papan tolak datar terhadap hasil lompat jauh.”
4.
Pengukuran atau pengujian hanya
terbatas pada hasil lompatan yang diukur dengan tes lompat jauh gaya sit down in the air atau gaya jongkok.
F.
Anggapan Dasar dan Hipotesis
1.
Anggapan Dasar
Kemampuan fisik dan penguasaan teknik merupakan hal yang
sangat mendasar yang harus dimiliki oleh pelompat jauh. Untuk mencapai hasil
lompatan yang optimal diperlukan kemampuan fisik yang prima dan penguasaan
teknik yang sempurna, dengan kondisi fisik yang prima akan menunjang penampilan
pelompat ketika melakukan lompatan. Penampilan teknik yang sempurna akan
mempengaruhi efisiensi gerak, yang pada akhirnya sangat berpengaruh terhadap
hasil lompatan.
Kemampuan fisik pelompat akan terlihat saat melakukan
awalan dan tolakan pada lompat jauh. Awalan pada lompat jauh dituntut harus
cepat dan konsisten dengan kian lama kian mendekati kecepatan maksimal tetapi
masih terkendali. Hal ini akan membentuk kecepatan horizontal yang besar
disertai ketepatan yang tinggi saat take-off
untuk mendapatkan daya dorong yang optimal yang pada akhirnya menghasilkan
lintasan parabola yang maksimal. Kemampuan menolak/menumpu merupakan keterampilan
mengubah kecepatan horizontal awalan menjadi kekuatan tolakan. Gerakan menolak
ini dilakukan dengan gaya tolak yang sangat kuat namun dalam waktu yang sangat
singkat mulai dan menapakkan kaki, mengabsorbsi tenaga, dan melencangkan
tungkai untuk take-off hingga dengan
demikian dan pelompat dituntut kecepatan, kekuatan, dan koordinasi gerakan yang
memadai sehingga gerakan tolakan dapat dilakukan secara efektif.
Untuk meningkatkan kemampuan penguasaan teknik sekaligus
kemampuan fisik yang diperoleh melalui proses latihan yang akhirnya berpengaruh
terhadap hasil lompatan, dapat dilakukan dengan beberapa cara di antaranya
dengan menggunakan papan tolak miring dan papan tolak datar. Kedua bentuk
latihan tersebut dilakukan untuk memperbaiki teknik saat mengabsorpsi kecepatan
awalan ke tenaga tolakan, sehingga pelompat akan mendapatkan lintasan
perjalanan titik berat badan yang menguntungkan pada saat melayang di udara.
a.
Latihan menolak dengan menggunakan
papan tolak miring akan menghasilkan lintasan titik berat badan yang lebih
tinggi sehingga pelompat dapat lebih leluasa mempertahankan sikap badan di
udara dan hal ini sangat membantu pelompat untuk membentuk teknik meiayang di
udara atau membentuk gaya lompat yang diinginkan. Penggunaan papan tolak miring
ini tidak saja memperbaiki penguasaan teknik namun memberikan kontribusi yang
besar terhadap peningkatan power pada kaki tolak. Latihan inipun akan
menyebabkan kaki tolak/tumpu memperoleh ruang gerak yang lebih luas, karena
tumit terangkat dalam jangkauan gerak maksimal. Demikian juga dengan otot yang
digunakan akan mengerahkan tenaga maksimal saat berkontraksi. Melalui proses
latihan yang dilakukan terus-menerus akan dapat memperkuat otot pergelangan
kaki tumpu yang akhirnya akan mempengaruhi hasil lompatan, hal ini dikemukakan
oleh Hidayat (1990:62) bahwa: “tumpuan yang kuat akan menghasilkan reaksi yang
kuat pula.” Latihan dengan menggunakan papan tolak miring (inclined board) diasumsikan cenderung memperkuat persendian
pergelangan kaki sekaligus peningkatan power
kaki tolak. Dengan demikian diduga bahwa latihan menggunakan papan tolak miring
memberikan kesempatan melayang di udara lebih lama serta meningkatkan power kaki tolak hal tersebut akan
berpengaruh terhadap hasil lompatan.
b.
Kelompok yang berlatih dengan menggunakan
papan tolak datar mempunyai keuntungan mekanik karena gerakan menolak pada
papan tolak datar sesuai dengan gerak anatomis kaki sehingga persendian
bergerak dalam ruang geraknya, hal ini membantu pengembangan pola gerak yang
tepat, melalui pola gerak yang tepat maka koordinasi gerakan serta power akan terbentuk dengan sendirinya,
ini memungkinkan gerakan akan terkendali karena tahanan merupakan bidang datar
sehingga posisi tubuh saat menolak dalam keadaan stabil, pada saat kaki tolak
menyentuh papan tolakan maka otot kaki tolak berkontraksi secara eksentris
dimana otot lebih panjang daripada saat istirahat sehingga dengan keadaan
tersebut menghasilkan kerja yang efisien dengan kekuatan kerja yang besar yang
akhimya akan mempengaruhi hasil lompatan.
c.
Latihan menggunakan papan tolak
miring dan papan tolak datar dapat dibedakan ditinjau dan karakteristik papan
tolakan, biomekanik, sudut lepas yang dibentuk, gerakan gaya dorong, lamanya
waktu untuk melayang di udara yang kesemuannya itu menghasilkan hasil lompatan
yang berbeda.
2.
Hipotesis
Berdasarkan anggapan dasar tersebut di atas, maka hipotesis
penelitian adalah sebagai berikut :
a.
Latihan dengan menggunakan papan
tolak miring berpengaruh positif terhadap hasil lompat jauh.
b.
Latihan dengan menggunakan papan
tolak datar berpengaruh positif terhadap hasil lompat jauh.
c.
Terdapat perbedaan hasil latihan
antara latihan menggunakan papan tolak miring dan latihan menggunakan papan
tolak datar terhadap peningkatan hasil lompat jauh.
G.
Batasan Istilah
Penafsiran seseorang terhadap suatu istilah sering
berbeda-beda sehingga menimbulkan kekeliruan dan mengaburkan pengertian oleh
karena itu, penulis tentukan pengertian operasional terhadap istilah-istilah
yang digunakan dalam penelitian ini dengan mengacu pada pendapat ahli, yaitu
sebagai berikut :
1.
Perbedaan. menurut Purwadarminta
(1985:84 ) adalah perimbangan (antara beberapa benda atau perkara). Yang
dimaksud perbedaan dalam penelitian ini adalah membedakan pengaruh latihan
antara kelompok yang berlatih dengan menggunakan papan tolak miring dan
kelompok yang menggunakan papan tolak datar terhadap hasil lompat jauh gaya
jongkok.
2.
Latihan menurut Harsono (1988:10)
adalah “Suatu proses yang sistematis dari berlatih atau bekerja yang dilakukan
secara berulang-ulang dengan kian hari kian bertambah jumlah beban latihannya
atau pekerjaannya.”
3.
Papan tolak miring, merupakan
modifikasi dari papan tolak/balok tumpuan yang dimiringkan dengan kemiringan 20
derajat.
4.
Papan tolak datar adalah balok
tumpuan yang biasa dilakukan pada saat take-off
pada nomor lompat jauh.
5.
Hasil lompat jauh adalah jarak
lompatan yang dilakukan oleh naracoba/sampel dari kelompok yang berlatih dengan
menggunakan papan tolak miring (Inclined
board) dan kelompok yang menggunakan papan tolak datar.
1 comment:
izin copy mas, buat bahan referensi skripsi...mkasih sblumnya
Post a Comment