Thursday 15 November 2012

MAKALAH PSICHOLOGI AGAMA ISLAM

BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar belakang
Di zaman kuno penyakit yang di derita manusia sering di kaitkan dengan gejala-gejala spiritual. Seseorang penderita sakit di hubungkan dengan adanya gangguan dari roh jahat oleh semacam makhluk halus, karena nya, penderita selalu berhubungan dengan para dukun yang di anggap mampu berkomunikasi dengan makhluk halus dan mampu menahan ganguannya. Pengobaatan penyakit di kaitkan dengan gejala rohani manusia.
Sebaliknya, di dunia modern penyakit manusia didiagnose berdasarkan gejala-gejala biologis. Makhluk-makhluk halus yang di asumsikan sebagai roh jahat di masyarakat primitif, ternyata dengan menggunakan perangkat medis modern dapat di deteksi mikroskop, yaitu kuman dan virus.
Di sela-sela perkembangan ilmu kedokteran modern tersebut,para psikolog dan agamawan mulai melihat gejala penyakit dari sudut pandang yang bebrbeda.di dunia barat, sejak abad pertengahan gereja mulai mengidentifikasi adanya hubungan antara keyakinan beragama dan penyakit nonfisik. Mereka kemudian mencoba menggunakan sumber-sumber spiritual sebagai cara untuk mendiagnose penyakit yang berhubungan dengan gangguan rohani manusia.
Sejak awal-awal abad ke-19 boleh dikatakan para ahli kedokteran mulai menyadari akan adanya hubungan antara penyakit dengan kondisi dan psikis manusia. Hubungan timbal balik ini menyebabkan manusia dapat menderita gangguan pisik yang disebabkan oleh gangguan mental (somapsikotis) dan sebaliknya gangguan mental dapat menyebabkan penyakit fisik (psikosomatik). Dan diantara faktor mental yang di identifikasikan sebagai fotensial dapat menimbulkan gejala tersebut adalah keyakinan agama. Hal ini antara lain disebabkan sebagian besar dokter fisik melihat bahwa penyakit mental (mental illness) sama sekali tak ada hubungan nya dengan penyembuhan medis, (Mc guire,1981: 251) serta sebagai penyembuhan penderita penyakit mental dengan menggunakan pendekatan agama.
b. Rumusan Masalah
• Pengertian Kesehatan mental
• Hubungan Agama Dan Kesehatan Mental
• Kesehatan Mental Dalam Al-Qur’an
• Kesehatan Mental Dalam Hadits
• Berbagai Aliran Dalam Kesehatan Mental
BAB II
KESEHATAN MENTAL
A. Pengertian Ksehatan Mental
Kesehatan mental adalah suatu kondisi batin yang senantiasa berada dalam keadaan tenang, aman, tentram.
Kesehatan mental sebagai salah satu cabang ilmu jiwa sudah di kenal sejak abad ke- 19, seperti di Jerman tahun 1875 M, orang sudah mengenal kesehatan mental sebagai suatu ilmu walaupun dalam bentuk sederhana.
Zakiiah daradjat merumuskan pengertian kesehatan mental dalam pengertian yang luas dengan memasukkan aspek agama di dalamnya seperti berikut :
Kesehatan mental ialah terwujudnya keserasian yang sungguh-sungguh antara fungsi-fungsi kejiwaan dan terciptanya penyesuaian diri antara manusia dengan dirinya sendiri dan lingkungannya, berlandaskan keimanan dan ketaqwaan, serta bertujuan untuk mencapai hidup yang bermakna dan bahagia di dunia dan di akhirat.
Pengertian “terwujud nya keserasian yang sungguh-sungguh antara fungsi-fungsi kejiwaan” adalah berkembangnya seluruh potensi kejiwaan secara seimbang sehingga manusia dapat mencapai kesehatan lahir dan batin, jasmani dan rohani dan terhindar dari pertentangan batin, keguncangan jiwa, kebimbangan dan keragu-raguan serta tekanan perasaan dalam menghadapi berbagai dorongan dan keinginan.
Dan pengertian tentang “ terciptanya penyesuaian diri antara manusia dengan dirinya” adalah usaha seseorang untuk melakukan penyesuian diri yang sehat terhadap dirinya, yang mencakup pembangunan dan pengembangan seluruh potensi dan daya yang terdapat dalam dirinya serta berkemampuan untuk memanfaatkan potensi dan daya itu seoptimal mungkin sehingga penyesuaian membawa kepada kesejahteraan dan kebahagiaan diri dari orang lain.
Pengertian “ penyesuaian diri yang sehat dengan lingkungan atau terhadap masyarakat” adalah mengandung tuntutan kepada seseorang untuk meningkatkan keadaan masyarakat dan keadaan dirinya sendiri dalam masyarakat dalam arti ia tidak hanya memenuhi tuntutan masyarakat dan mengadakan perbaikan di dalamnya, tetapi juga dapat mengembangkan dirinya secara serasi di dalam masyarakat tersebut. Hal-hal tersebut diatas hanya dapat di capai apabila masing-masing individu dan masyarakat sama-sama berusaha meningkatkan dirinya secara terus-menerus dalam batas yang din ridhai allah.
Adapun pengertian mengenai “ berlandaskan keimanan dan ketaqwaaan ” adalah bahwa maslah keserasian yang sungguh-sungguh antara fungsi-fungsi kejiwaan dan penyesuaian diri antara manusia dengan dirinya dan lingkungan nya atau masyarkat hanya dapat terwujud dan tercapai secara sempurna apabila usaha itu berdasarkan keimanan dan ketaqwaan kepada allah Swt. Jadi faktor agama memainkan peranan yang penting dalam mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan mental dalam defenisi ini.
Akhirnya pengertian “ bertujuan untuk mencapai hidup yang bermakna dan bahagian di dunia dan di akhirat “ adalah tujuan dari ilmu kesehatan mental untuk mewujudkan kehidupan yang baik, sejahtera dan bahagia bagi manusia secara lahir dan batin, jasmani dan rohani serta dunia dan akhirat.
Dengan masuk nya faktor keimanan, ktaqwaan dan ketuhanan dalam pengartian ilmu kesehatan mental, maka pengertian kesehatan mental teras luas dan dalam karena sudah mencakup seluruh aspek dari kehidupan manusia. Dan sekaligus mewujudkan bahwa agama mempunyai hubungan yang erat dengan kesehatan mental.
B. Hubungan Agama Dan Kesehatan Mental
Dalam ilmu kedokteran dikenal dengan istilah “psikosomatik” (kejiwabadanan). Dimaksudkan dengan istilah tersebut adalah untuk menjelaskan bahwa, terdapat hubungan yang erat antara jiwa dan badan. Jika jiwa berada dalam kondisi yang kurang normal seperti susah, cemas, gelisah dan sebagainya, makan badan turut menderita.
Prof. Dr. Muhammad Mahmud Abd al-Qadir lebih jauh juga membahas hubungan antara agama dan kesehatan mental melalui pendekatan teori biokimia. Menurutnya didalam tubuh manusia terdapat sembilan jenis kelenjar hormon yang memproduksi persenyawaan-persenyawaan kimia yang mempunyai pengaruh biokimia tertentu, disalurkan lewat pembuluh darah dan selanjutnya memberi pengaruh kepada eksistensi dan berbagai kegiatan tubuh. Persenyawaa-persenyawaan itu disebut hormon.
Kelenjar hormon yang mengatur kekuasaan otonomi dalam tubuh adalah kelenjar hipofise (pituitary). Kelenjar ini menjadi pengaturan semua, kelenjar hormon yang terdapat dalam tubuh. Selanjutnya diantara kelenjar lain yang mempunyai pengaruh biologis yang amat spesifik, adalah kelenjar adrenal. Pengaruh tersebut bersumber dari hormon adrenalin dan hormon non adrenalin yang dihasilkannya.
Pada binatang hormon adrenalin dan hormon non adrenalin ini sudah memiliki komposisi yang tetap. Binatang buas memiliki komposisi non adrenalin yang lebih banyak, sedangkan binatang jinak adalah sebalik nya, yaitu hormon adrenalin-nya yang lebih banyak. Tetapi pada manusia komposisi tersebut tergantung dari reaksi tubuh. Dalam kondisi tertentu seperti berada dalam keadaan nikmat, senang maka hormon non adrenalin lebuh tinggi kadarnya sebaliknya dalam kondisi yang sedih, takut, cemas maka kadar hormon adrenalin yang tinggi. Dalam kondisi kadar non adrenalin tinggi seseorang akan di pengaruhi oleh perasaan optimis, kepribadian menjadi kuat. Sebaliknya jika ada hormon adrenalin yang tinggi maka seseorang akan bersikap pesimis. Ia akan diliputi oleh rasa takut dan lemah menghadapi kenyataan, serta tak mampu mengahadapi tantangan.
Agaknya cukup logis kalau setiap ajaran agama mewajibkan penganutnya untuk melaksanakan ajarannya secara rutin. Bentuk dan pelaksanaan ibadah agama, paling tidak akan ikut pengaruh dalam rasa sukses sebagai pengabdi tuhan yang setia. Dampak dari ibadah setidak-tidaknya akan memberi rasa bahwa hidup menjadi lebih bermakna. Dan manusia sebagai makhluk yang memiliki kasatusn jasmani dan rohani secara tak terpisahkan, memerlukan perlakuan yang dpat memuaskan keduanya.
Salah satu cabang ilmu jiwa yang tergolong dalam ( psikologi humanistika dikenal logoterapi (logos berarti makna dan juga rohani). Logoterapi di landasi falsafah hidup dan wawasan mengenai manusia yang mengakui adanya demensi spiritual di samping dimensi biologis, dimensi psikologis, dan demensi sosial pada kehidupan manusia. Kemudian logoterapi menitik beratkan pada pemahaman bahwa dambaan utama manusia yang asasi atau motif dasar manusia adalah hasrat untuk hidup bermakna. Diantara hasrat itu terungkap dlam keinginanan manusia untuk memiliki kebebasan dalm menemukan makna hidup. Kebebasan seperti itu di lakukannya antara lain melalui karya-karya yang di ciptakannya, hal-hal yang dialami dan di hayati (termsuk agama dan cinta kasih), atau dalam bentuk sikap atas keadaan dan penderitaan yang tak mungkin dilakukan. Adapun makna hidup adalah hal-hal yang menberikan nilai khusus bagi seseorang, yang bila di penuhinya akan menjadikan hidupnya berharga yang akhirnya akan menimbulkan kebahagiaan. Dalam Logoterapi di kenal dua peringkat makna hidup, yaitu makna hidup pribadi dan makna hidup paripurna.
Makna hidup paripurna bersifat mutlak dan universal, serta dapat saja dijadikan landasan dan sumber makna hidup pribadi. Bagi mereka yang tidak atau kurang penghayatannya terhadap agama, mungkin saja pandangan falsafah atau ideologi tertentu di anggap memiliki nilai-nilai universal dan paripurna. Sedangkan bagi penganut agama, pelaksanaan ibadah agama, paling tidak akan ikut berpengaruh dalam menanamkan keseluruhan budi yang pada puncaknya akan menimbulkan rasa sukses sebagai pengabdi Tuhanyang setia. Dampak dan ibadah setidak-tidaknya akan memberi rasa bahwa hidup menjadi lebih bermakna. Dan manusia sebagai makhluk yang memiliki kesatuan jasmani dan rohani secara tak terpisahkan, memerlukan perlakuan yang dapat memuaskan keduanya.
Di sinilah letak peranan agama dalam membina kesehatan mental, berdasarkan perndekatan logoterapi, Karena bagaimanapun, suatu ketika manusia berada dalam kondisi keadaan tanpa daya, manusia akan kehilangan pegangan, bersikap pasrah. Dalam kondisi yang serupa ini ajaran agama paling tidak akan membangkitkan makna dalam hidupnya. Makna hidup pribadi menurut logoterapi hanya dapat dan harus ditemukan sendiri.
Selanjutnya Logoterapi menunjukkan tiga bidang kegiatan yang secara potensial memberi peluang kepada seseorang untuk menemukan makna hidup bagi dirinya. Ketiga kegiatan itu adalah :
1. Kegiatan berkarya, bekerja dan menciptakan, serta melaksanakan dengan sebaik-baiknya tugas dan kewajiban masing-masing;
2. Keyakinan dan penghayatan atas nilai-nilai tertentu (kebenaran, keindahan, kebajikan, keimanan dan lainnya) dan;
3. Sikap tepat yang diambil dalam keadaan dan penderitaan yang tidak terelakkan lagi.
Dalam menghadapi sikap yang tak trhindarkan lagi pada kondisi yang ketigs menurut logoterapi, maka ibadah merupakan salah satu cara yang dapat di gunakan untuk membuka pandangan seseorang akan nilai-nilai potensial dan makna hidup yang terdapat dalam diri dan sekitarnya.
C. Kesehatan Mental Dalam Al-Qur’an
Orang yang tidak merasa tenang, aman serta tentram dalam hari-hari nya adalah orsng sakit rohani atau mental nya, tulis H.Carl Withe rigton (M.Bukhori, 1982: 5). Para ahli psikiatri mengakui bahwa setiap manusia mempunyai kebutuhan-kebutuhan dasar tertentu yang di perlukan untuk melangsungkan proses kehidupan secara lancar. Kebutuhan tersebut dapat berupa kebutuhan jasmani dan berupa kebutuhan rohani maupun kebutuhan sosial.
Al-Qur’an sebagai sumber ajaran islam, kebenarannya bersifat hakiki dan tdak ada keraguan didalam nya karena di turunkan oleh Allah. Oleh karena itu apapun bentuk pengungkapan Al-Qur’an setiap orng beriman ataupun yang mempergunakan akal sehatnya pasti akan menerima dan mengaku kebenarannya.
Sebagai kitab suci yang berisi petunjuk (hudan) dan penjelas, bagi petunjuk itu sendiri (wal bayyin min al-huda) di dalamnya banyak terdapat banyak ayat-ayat yang berkaitan dengan kesehatan mental dengan berbagai istilah yang di gunakan sebagai sesuatu yang hendak di capai oleh setiap manusia. Menurut Langgulung, istilah-istilah tersebut adalah kebahagiaan (sa’adal) keselamatan (hajat) kejayaan (fawz), kemakmuran (falah) dan kesempurnaan (al-kamal).
Di samping beberapa istilah kesehatan mental tersebut, di dalam Al-Qur’an juga banyak terdapat ayat-ayat yang berkaitan dengan uraian defenisi kesehatan mental, meliputi hubungan manusia dengan dirinya sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan tuhan, yang kesemua nya di tujukan untuk mendapatkan hidup bermakna dan bahagia di dunia dan akhirat.
1. Ayat tentang kebahagiaan.
Firman Allah Swt surah Al-Qashash : 77.
وَابْتَغِ فِيمَا ءَاتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَأَحْسِنْ كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الْأَرْضِ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ
Artinya : Dan carilah pada apa yang telah di anugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) duniawi dan berbuat baik (kepada orang lain) sebagai mana Allah telah berbuat kepadamu dan jangan kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (QS Al-Qashash:77).
2. Ayat tentang ketenangan jiwa.
Surah Al-Fath ayat: 4
هُوَ الَّذِي أَنْزَلَ السَّكِينَةَ فِي قُلُوبِ الْمُؤْمِنِينَ لِيَزْدَادُوا إِيمَانًا مَعَ إِيمَانِهِمْ وَلِلَّهِ جُنُودُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَكَانَ اللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمًا
Artinya: Allah-lah yang telah menurunkan ketenangan jiwa kedalam hati orang-orang mukmin, supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka yang sudah ada.
(QS Al-fath: 4)
Ayat pertama Allah memerintahkan orang islam untuk merebut kebahagiaan akhirat dan kenikamatan dunia dengan jalan berbuat baik dan menjauhi perbuatan mungkar.
Dan pada ayat ke dua Allah menyifati diri-Nya bahwa Dia-lah Tuhan Yang Maha Mengetahui dan Bijaksana yang dapat memberikan ketenangan jiwa ke dalam hati orang yang beriman.
D. Kesehatan Mental Dalam Hadits
Hadits sebagai sumber kedua ajaran Islam sesudah Al-Qur’an banyak juga yang menyinggung hal-hal yang brhubungan dengan kesehatan mental. Hadits yang berhubungan dengan kesehatan mental adakala nya yang berhubungan dengan indikator kesehatan mental dan adakalanya berkaitan dengan psikoterapi, dan yang berkaitan dengan kesehatan mental.
Yang berkaitan dengan indikator kesehatan mental :
1. Rasa aman
Sabda Rasulullah SAW yang Artinya :
Dan ubaid ibn muhashan al-khitmi bahwa Rasulullah SAW bersabda : “Barang siapa di antara kalian yang telah merasa aman dengan lingkungan atau kelompokm sosial, tubuhnya sehat dan mampu mencukupi kebutuhan makannya setiap hari, maka baginya sepadan dengan memiliki dunia dan segala isinya.
( H.R. Tarmidzi).
Berdasarkan hadits diatas Rasulullah SAW menyatakan bahwa ada tiga sebab bagi seseorang untuk merasakan kebahagiaan yaitu :
a. Perasaan nyaman dalam sebuah komunitas.
b. Tubuh yang sehat ; dan
c. Mampu mencukupi kebutuhan makannya sehari-hari.
Ketentraman dan kebahagiaan akan tercapai jika seseorang merasa bahwa dirinya di terima di dalam lingkungan sosialnya, tubuhnya sehat terhindar dari berbagai macam penyakit dan mampu memenuhi kebutuhan primer demi kelangsungan hidupnya seperti minum dan makan.ketiga hal ini merupakan indikator penting bagi kesehatan.
2. Kanaah dan ridha menerima apa yang telah di tentukan oleh Allah SWT kepadanya.
Rasulullah bersabda yang artinya :
Dari Abu Hurairah Rasulullah SAW bersabda: “ orang yang kaya itu bukanlah karena harta yang melimpah, tetapi orang yang kaya itu ialah karena kaya jiwanya. (H. R. Saikhan dan Tarmidzi).
Berdasarkan hadits diatas bahwa diantara faktor yang dapat mnentramkan jiwa adalah sikap menerima rezeki yang telah di berikan oleh Allah SWT, tidak perduli terhadap keadaan orang yang lebih kaya dari dirinya, jika seseorang tidak memiliki sikap kanaah dan ridha, maka yang terjadi dalam diri seseorang hanyalah kemarahan, kegelisahan, dan kesengsaraan. Oleh karenanya, Rasulullah SAW berwasiat kepada para sahabatnya agar bersifat kanaah dan ridha, supaya mereka meraih ketentraman jiwa.
3. Sukur dan sabar
Rasulullah SAW bersabda yang artinya:
“sungguh luar biasa hal yang di peroleh orang yang beriman karena suluruh hidupnya sarat dengan kebaikan. Tidak ada seseorangpun yang dapat menyamai orang beriman. Jika ia di beri kesengsaraan, maka ia bersyukur dan rasa syukur itu termasuk kebaikan baginya”. (H. R Muslim)
Berdasarkan hadits di atas bahwa salah satu indikator penting kesehatan mental diantaranya ialah kemampuan individu dalam menanggung beban hidup. Teguh dari dalam menghadapi krisis dan cobaan serta sabar menghadapi segala rintangan. Ia berani dan tidak mempunyai rasa putus asa. Seseorang yang menghadapi berbagai musibah dan situasi sulit dengan penuh kesabaran dan keteguhan hati, merupakan indikator orang sehat mental nya, dan jiwanya normal.
4. Rasa Tanggung Jawab
Rasulullah bersabda yang artinya:
Dan ibn Umar r.a. Rasulullah SAW bersabda : “Setiap kalian semua adalah pengembala dan bertanggug jawab atas pengembalaanya. Seorang pemimpin (negara) adalah pengembala keluarga dan bertanggung jawab atas keluarganya. Seorang istri adalah pengembala rumah keluarga suaminya dan bertanggung jawab atas keluarganya. Seorang budak adalah pemelihara harta tuannya dan bertanggung jawab atas harta tersebut. Ingatlah setiap kalian adalah pengembala dan setiap kalian bertanggung jawab atas pengembalaannya.” ( H.R. Abu Daud, Tarmidzi dan Nasa’i)
Berdasarkan hadits di atas bahwa setiap individu dalam masyarakat harus bertanggung jawab pada sesama manusia. Seorang invidu yang mau memerhatikan dan menolong sesama, bertanggung jawab pada pekerjaan yang harus di jalaninya, bertanggung jawab bagi kemaslahatan umum, dan mau menebar kebaikan kepada semua individu dalam masyarakat. Manusia normal harus merasa bertanggung jawab secara intelektual dan sosial pada masyarakatnya. Ia selalu berpihak dan menolong orang lain dan mengulurkan tangan kedermawanannya kepada orang lain.
E. Berbagai Aliran Dalam Kesehatan Mental
Diantara aliran-aliran tersebut yang terkenal adalah sebagai berikut :
1. Aliran Psikoanalitik
Aliran ini dikenal dengan tokoh yang mempeloporinya yaitu Sigmund Freud dengan pandangan bahwa manusia adalah produk evulusi yang terjadi secara kebetulan dan merupakan makhluk biologis. Psiko-analisis merupakan satu sistem dinamis dari psikologi yang mencari akar tingkah laku manusia didalam dorongan dan konflik yang tidak di sadari. Freud selanjutnya memandang bahwa tingkah laku manusia itu terjadi karena terdapat nya interaksi antara tiga alat dalam personaliti, yang disebut dengan Id, Ego dan Super Ego.
Psikoanalitik memandang bahwa kesehatan mental itu akan diperoleh apabila Ego mencapai kemenangan dalam pertarungan yang terjadi antara ketiganya. Namun tampaknya hasil (kesehatan mental) yang ia peroleh itu, bukanlah hasil yang sebenarnya, melainkan hasil yang semu. Sebab di balik keberhasilan itu pertarungan-pertarungan diantara ketiganya akan terus berlangsung. Ego hampir saja selalu bersebrangan dengan Id. Kemudian datang Super Ego yang mencoba melerai keduanya, yang pada dasarnya semakin memperluas arena pertarungan.
Dengan demikian,maka manusia adalah makhluk yang penuh dengan sikap pesimis dan tidak akan memeperoleh kesehatan mental yang sebenar-benarnya. Para penganutnya pesimis akan dapat mencapai kesehatan mental yang sempurna karena didalam dirinya selalu terjadi pertentangan sebagai frame atau kodrat hidup manusia.
2. Aliran Behavioristik
Aliran ini di pelopori oleh Thorndike dan John B. Watson. Aliran ini menitik-beratkan kepada tingkah laku manusia. Meraka memandang manusia ibaratkan mesin.
Aliran ini berpendapat bahwa kesehatan mental adalah kesanggupan seseorang untuk memperoleh kebiasaan yang sesuai dan dinamik yang dapat menolongnya berintegrasi dengan lingkungan, dan menghadapi suasana-suasana yang memerlukan pengambilan keputusan. Dengan kata lain, orang yang sehat mentalnya adlah orng yang ber-adjusment secara baik dan dinamis dengan lingkungan di mana ia berada.
Aliran ini mendapat kritikan karena menganggap manusia itu sebagai makhluk hedonis yang mempunyai motif tunggal untuk menyesuaikan diri (adjusment) dengan lingkungan fisik dan sosial. Di samping itu aliran ini mengabaikan aspek spiritual manusia dan mementingkan aspek biologis saja.
3. Aliran Humanistik
Aliran ini di pelopori Abraham Maslow. Aliran ini berpendapat bahwa pengkajian terhadap manusia harus di dekati dari sudut kemanusiaannya. Manusia dilengkapi dengan berbagai potensi yang bebas di pergunakan menurut kemauannya. Oleh karena itu kesehatan mental, menurut aliran ini, adalah kesadaran manusia terhadap potensi-potensinya dan kebebasannya untuk mencapai apa yang ia kehendaki dengan cara yang di pilihnya. Dengan kata lain, bahwa orng yang sehat mentalnya menurut aliran ini adalah orang sadar akan potensi yang dimilikinya, kemudian secara bebas ia dapat mengembangkan sesuai dengan kehendak nya.
4. Aliran Psikologi Transpersonal
Aliran ini merupakan kelanjutan dari aliran humanistik, jadi penggagasnya termsuk juga Jung, Abraham Maslow, Victor Frankl, William James yang banyak mempengaruhi pikiran Jung.
Menurut Maslow pengalaman keagamaan adalah “ peak experience, plateu dan father reaches of human nature”. Dalam arti kata psikologi belum sempurna sebelum di fokuskan kembali pada pandangan spiritual agama. Dalm hal ini psikologi tranpersonal berusaha menggabungkan tradisi-tradisi agama besar timur. Nmaun, aliran ini tidak menyebutkan secara spesifik agama-agama besar timur itu sehingga menimbulkan keraguan.
5. Pandangan Islam
Pandangan islam tentang manusia dan kesehatan mental, berbeda dengan aliran-aliran di atas. manusia dalam pandangan islam diciptakan oleh Allah dengan tujuan-tujuan tertentu :
a. Menjadi hamba Allah (‘abd Allah) yang tugasnya mengabdi kepada Allah SWT.
b. Menjadi khalifah Allah fi al-ardh yang tugasnya mengolah alam dan memanfaatkannya untuk kepentingan makhluk dalam rangka ubudiyah kepad-Nya.
Agar tujuan tersebut dapat di capai, manusia dilengkapi dengan berbagai potensi yang harus di kembangkan dan di manfaatkan sesuai dengan aturan Allah.
Menurut pandangan pandangan islam orang yang sehat mentalnya ialah orang yang berprilaku, fikiran, dan perasaan nya mencerminkan dan sesuai dengan ajaran islam. Ini berarti, orang yang sehat mentalnya ialah orang yang didalam dirinya terdapat keterpaduan antara perilaku perasaan, pikirannya dan jiwa keber-agamaan nya. Dengan demikian tampaknya sulit di ciptakan kondisi kesehatan mental dengan tanpa agama. Bahkan dalam hal ini Malik B. Badri berdasarkan pengamatannya berpendapat, keyakinan seseorang terhadap islam sangat berperan dalam membebaskan jiwa dari gangguan dan penyakit kejiwaan. Disinilah peran penting islam dalam membina kesehatan mental.

BAB III
KESIMPULAN
 Kesehatan mental adalah suatu kondisi batin yang senantiasa berada dalam keadaan tenang, aman, dan tentram.
 Hubungan antara agama dan kesehatan mental sangat erat sekali karena agama sangat berperan dalam membina kehatan mental, karena bagaimana pun, suatu ketika manusia berada dalam kondisi keadaan tanpa daya, manusia akan kehilangan pegangan, bersikap pasrah. Dalam kondisi sperti ini ajaran agama paling tidak membangkitkan makna dalam hidup nya, Dan paling tidak dapat bengaruh dalam menanamkan keluhuran budi.
 Kesehatan mental dalam Al-Qur’an yaitu tentang kebahagiaan dan ketangan jiwa. Kebahagian yang di maksud ialah Allah memerintahkan dalam Al-Qur’an Surat Al-Qashash ayat: 77, agar setiap orang islam itu merebut kebahagiaan di dunia dan di akhirat degan jalan berbuat baik dan menjauhi perbuatan mungkar. Sedangkan ketenangan jiwa yang di maksud adalah Allah menyifati diri-Nya bahwa dia-lah Tuhan Yang Maha Mengetahui dan Bijaksana yang dapat memberikan ketenangan jiwa kedalam hati orang yang beriman. Seperti yang terdapat dalam Surah Al-Fath ayat : 4
 Kesehatan mental dalam hadits Nabi ialah :
 ketika seseorang merasa dirinya aman dengan lingkungan atau kelompok sosial,tubuh yang sehat dan mampu memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.
 Bersikap menerima apa yang telah di berikan Allah SWT, tidak peduli dengan keadaan orang lebih kaya dari dirinya.
 Bersyukur dan bersabar dalam menanggung beban hidup.
 Bertanggung jawab atas keluarga dan kepemimpinan nya.
 Aliran-aliran dalam keshatan mental :
• Aliran psikoanalitik : Aliran ini berpendapat bahwa seseorang tidak akan mendapatkan kesehatan mental yang sempurna karena selalu terjadi pertentangan sebagai frame atau kodrat manusia.
• Aliran behavioristik : Aliran ini berpendapat bahwa kesehatan mental adalah kesanggupan seseorang untuk memperoleh kebiasaan yang sesuai dan dinamik yang dapat menolongnya berintegrasi dengan lingkungan, dan menghadapi suasana-suasana yang memerlukan pengambilan keputusan.
• Aliran humanistik : Aliran ini berpendapat bahwa orang yang sehat mentalnya adalah orang sadar akan potensi yang dimilikinya, kemudian secara bebas ia dapat mengembangkan sesuai dengan kehendak nya.
• Aliran psikologi transpersonal : Aliran berusaha ini menggabungkan tradisi psikologis dengan agama-agama besar timur, namun aliran ini tidak menyebutkan secara spesifik agama-agama besar timur tersebut sehingga menimbulkan keraguan.
• Pandangan islam : Dalam pandagan islam orang yang sehat mentalnya adalah orang yang didalam dirinya terdapat keterpaduan antara perilaku perasaan, pikirannya dan jiwa keber-agamaan nya.

No comments: