BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar belakang
Di zaman
kuno penyakit yang di derita manusia sering di kaitkan dengan
gejala-gejala spiritual. Seseorang penderita sakit di hubungkan dengan
adanya gangguan dari roh jahat oleh semacam makhluk halus, karena nya,
penderita selalu berhubungan dengan para dukun yang di anggap mampu
berkomunikasi dengan makhluk halus dan mampu menahan ganguannya.
Pengobaatan penyakit di kaitkan dengan gejala rohani manusia.
Sebaliknya, di dunia modern penyakit manusia didiagnose berdasarkan
gejala-gejala biologis. Makhluk-makhluk halus yang di asumsikan sebagai
roh jahat di masyarakat primitif, ternyata dengan menggunakan perangkat
medis modern dapat di deteksi mikroskop, yaitu kuman dan virus.
Di sela-sela perkembangan ilmu kedokteran modern tersebut,para
psikolog dan agamawan mulai melihat gejala penyakit dari sudut pandang
yang bebrbeda.di dunia barat, sejak abad pertengahan gereja mulai
mengidentifikasi adanya hubungan antara keyakinan beragama dan penyakit
nonfisik. Mereka kemudian mencoba menggunakan sumber-sumber spiritual
sebagai cara untuk mendiagnose penyakit yang berhubungan dengan gangguan
rohani manusia.
Sejak awal-awal abad ke-19 boleh dikatakan para ahli kedokteran mulai
menyadari akan adanya hubungan antara penyakit dengan kondisi dan psikis
manusia. Hubungan timbal balik ini menyebabkan manusia dapat menderita
gangguan pisik yang disebabkan oleh gangguan mental (somapsikotis) dan
sebaliknya gangguan mental dapat menyebabkan penyakit fisik
(psikosomatik). Dan diantara faktor mental yang di identifikasikan
sebagai fotensial dapat menimbulkan gejala tersebut adalah keyakinan
agama. Hal ini antara lain disebabkan sebagian besar dokter fisik
melihat bahwa penyakit mental (mental illness) sama sekali tak ada
hubungan nya dengan penyembuhan medis, (Mc guire,1981: 251) serta
sebagai penyembuhan penderita penyakit mental dengan menggunakan
pendekatan agama.
b. Rumusan Masalah
• Pengertian Kesehatan mental
• Hubungan Agama Dan Kesehatan Mental
• Kesehatan Mental Dalam Al-Qur’an
• Kesehatan Mental Dalam Hadits
• Berbagai Aliran Dalam Kesehatan Mental
BAB II
KESEHATAN MENTAL
A. Pengertian Ksehatan Mental
Kesehatan mental adalah suatu kondisi batin yang senantiasa berada dalam keadaan tenang, aman, tentram.
Kesehatan mental sebagai salah satu cabang ilmu jiwa sudah di kenal
sejak abad ke- 19, seperti di Jerman tahun 1875 M, orang sudah mengenal
kesehatan mental sebagai suatu ilmu walaupun dalam bentuk sederhana.
Zakiiah daradjat merumuskan pengertian kesehatan mental dalam pengertian
yang luas dengan memasukkan aspek agama di dalamnya seperti berikut :
Kesehatan mental ialah terwujudnya keserasian yang sungguh-sungguh
antara fungsi-fungsi kejiwaan dan terciptanya penyesuaian diri antara
manusia dengan dirinya sendiri dan lingkungannya, berlandaskan keimanan
dan ketaqwaan, serta bertujuan untuk mencapai hidup yang bermakna dan
bahagia di dunia dan di akhirat.
Pengertian “terwujud nya keserasian yang sungguh-sungguh antara
fungsi-fungsi kejiwaan” adalah berkembangnya seluruh potensi kejiwaan
secara seimbang sehingga manusia dapat mencapai kesehatan lahir dan
batin, jasmani dan rohani dan terhindar dari pertentangan batin,
keguncangan jiwa, kebimbangan dan keragu-raguan serta tekanan perasaan
dalam menghadapi berbagai dorongan dan keinginan.
Dan pengertian tentang “ terciptanya penyesuaian diri antara manusia
dengan dirinya” adalah usaha seseorang untuk melakukan penyesuian diri
yang sehat terhadap dirinya, yang mencakup pembangunan dan pengembangan
seluruh potensi dan daya yang terdapat dalam dirinya serta berkemampuan
untuk memanfaatkan potensi dan daya itu seoptimal mungkin sehingga
penyesuaian membawa kepada kesejahteraan dan kebahagiaan diri dari orang
lain.
Pengertian “ penyesuaian diri yang sehat dengan lingkungan atau
terhadap masyarakat” adalah mengandung tuntutan kepada seseorang untuk
meningkatkan keadaan masyarakat dan keadaan dirinya sendiri dalam
masyarakat dalam arti ia tidak hanya memenuhi tuntutan masyarakat dan
mengadakan perbaikan di dalamnya, tetapi juga dapat mengembangkan
dirinya secara serasi di dalam masyarakat tersebut. Hal-hal tersebut
diatas hanya dapat di capai apabila masing-masing individu dan
masyarakat sama-sama berusaha meningkatkan dirinya secara terus-menerus
dalam batas yang din ridhai allah.
Adapun pengertian mengenai “ berlandaskan keimanan dan ketaqwaaan ”
adalah bahwa maslah keserasian yang sungguh-sungguh antara fungsi-fungsi
kejiwaan dan penyesuaian diri antara manusia dengan dirinya dan
lingkungan nya atau masyarkat hanya dapat terwujud dan tercapai secara
sempurna apabila usaha itu berdasarkan keimanan dan ketaqwaan kepada
allah Swt. Jadi faktor agama memainkan peranan yang penting dalam
mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan mental dalam defenisi ini.
Akhirnya pengertian “ bertujuan untuk mencapai hidup yang bermakna
dan bahagian di dunia dan di akhirat “ adalah tujuan dari ilmu kesehatan
mental untuk mewujudkan kehidupan yang baik, sejahtera dan bahagia bagi
manusia secara lahir dan batin, jasmani dan rohani serta dunia dan
akhirat.
Dengan masuk nya faktor keimanan, ktaqwaan dan ketuhanan dalam
pengartian ilmu kesehatan mental, maka pengertian kesehatan mental teras
luas dan dalam karena sudah mencakup seluruh aspek dari kehidupan
manusia. Dan sekaligus mewujudkan bahwa agama mempunyai hubungan yang
erat dengan kesehatan mental.
B. Hubungan Agama Dan Kesehatan Mental
Dalam ilmu kedokteran dikenal dengan istilah “psikosomatik”
(kejiwabadanan). Dimaksudkan dengan istilah tersebut adalah untuk
menjelaskan bahwa, terdapat hubungan yang erat antara jiwa dan badan.
Jika jiwa berada dalam kondisi yang kurang normal seperti susah, cemas,
gelisah dan sebagainya, makan badan turut menderita.
Prof. Dr. Muhammad Mahmud Abd al-Qadir lebih jauh juga membahas hubungan
antara agama dan kesehatan mental melalui pendekatan teori biokimia.
Menurutnya didalam tubuh manusia terdapat sembilan jenis kelenjar hormon
yang memproduksi persenyawaan-persenyawaan kimia yang mempunyai
pengaruh biokimia tertentu, disalurkan lewat pembuluh darah dan
selanjutnya memberi pengaruh kepada eksistensi dan berbagai kegiatan
tubuh. Persenyawaa-persenyawaan itu disebut hormon.
Kelenjar hormon yang mengatur kekuasaan otonomi dalam tubuh adalah
kelenjar hipofise (pituitary). Kelenjar ini menjadi pengaturan semua,
kelenjar hormon yang terdapat dalam tubuh. Selanjutnya diantara kelenjar
lain yang mempunyai pengaruh biologis yang amat spesifik, adalah
kelenjar adrenal. Pengaruh tersebut bersumber dari hormon adrenalin dan
hormon non adrenalin yang dihasilkannya.
Pada binatang hormon adrenalin dan hormon non adrenalin ini sudah
memiliki komposisi yang tetap. Binatang buas memiliki komposisi non
adrenalin yang lebih banyak, sedangkan binatang jinak adalah sebalik
nya, yaitu hormon adrenalin-nya yang lebih banyak. Tetapi pada manusia
komposisi tersebut tergantung dari reaksi tubuh. Dalam kondisi tertentu
seperti berada dalam keadaan nikmat, senang maka hormon non adrenalin
lebuh tinggi kadarnya sebaliknya dalam kondisi yang sedih, takut, cemas
maka kadar hormon adrenalin yang tinggi. Dalam kondisi kadar non
adrenalin tinggi seseorang akan di pengaruhi oleh perasaan optimis,
kepribadian menjadi kuat. Sebaliknya jika ada hormon adrenalin yang
tinggi maka seseorang akan bersikap pesimis. Ia akan diliputi oleh rasa
takut dan lemah menghadapi kenyataan, serta tak mampu mengahadapi
tantangan.
Agaknya cukup logis kalau setiap ajaran agama mewajibkan penganutnya
untuk melaksanakan ajarannya secara rutin. Bentuk dan pelaksanaan ibadah
agama, paling tidak akan ikut pengaruh dalam rasa sukses sebagai
pengabdi tuhan yang setia. Dampak dari ibadah setidak-tidaknya akan
memberi rasa bahwa hidup menjadi lebih bermakna. Dan manusia sebagai
makhluk yang memiliki kasatusn jasmani dan rohani secara tak
terpisahkan, memerlukan perlakuan yang dpat memuaskan keduanya.
Salah satu cabang ilmu jiwa yang tergolong dalam ( psikologi humanistika
dikenal logoterapi (logos berarti makna dan juga rohani). Logoterapi di
landasi falsafah hidup dan wawasan mengenai manusia yang mengakui
adanya demensi spiritual di samping dimensi biologis, dimensi
psikologis, dan demensi sosial pada kehidupan manusia. Kemudian
logoterapi menitik beratkan pada pemahaman bahwa dambaan utama manusia
yang asasi atau motif dasar manusia adalah hasrat untuk hidup bermakna.
Diantara hasrat itu terungkap dlam keinginanan manusia untuk memiliki
kebebasan dalm menemukan makna hidup. Kebebasan seperti itu di
lakukannya antara lain melalui karya-karya yang di ciptakannya, hal-hal
yang dialami dan di hayati (termsuk agama dan cinta kasih), atau dalam
bentuk sikap atas keadaan dan penderitaan yang tak mungkin dilakukan.
Adapun makna hidup adalah hal-hal yang menberikan nilai khusus bagi
seseorang, yang bila di penuhinya akan menjadikan hidupnya berharga yang
akhirnya akan menimbulkan kebahagiaan. Dalam Logoterapi di kenal dua
peringkat makna hidup, yaitu makna hidup pribadi dan makna hidup
paripurna.
Makna hidup paripurna bersifat mutlak dan universal, serta dapat saja
dijadikan landasan dan sumber makna hidup pribadi. Bagi mereka yang
tidak atau kurang penghayatannya terhadap agama, mungkin saja pandangan
falsafah atau ideologi tertentu di anggap memiliki nilai-nilai universal
dan paripurna. Sedangkan bagi penganut agama, pelaksanaan ibadah agama,
paling tidak akan ikut berpengaruh dalam menanamkan keseluruhan budi
yang pada puncaknya akan menimbulkan rasa sukses sebagai pengabdi
Tuhanyang setia. Dampak dan ibadah setidak-tidaknya akan memberi rasa
bahwa hidup menjadi lebih bermakna. Dan manusia sebagai makhluk yang
memiliki kesatuan jasmani dan rohani secara tak terpisahkan, memerlukan
perlakuan yang dapat memuaskan keduanya.
Di sinilah letak peranan agama dalam membina kesehatan mental,
berdasarkan perndekatan logoterapi, Karena bagaimanapun, suatu ketika
manusia berada dalam kondisi keadaan tanpa daya, manusia akan kehilangan
pegangan, bersikap pasrah. Dalam kondisi yang serupa ini ajaran agama
paling tidak akan membangkitkan makna dalam hidupnya. Makna hidup
pribadi menurut logoterapi hanya dapat dan harus ditemukan sendiri.
Selanjutnya Logoterapi menunjukkan tiga bidang kegiatan yang secara
potensial memberi peluang kepada seseorang untuk menemukan makna hidup
bagi dirinya. Ketiga kegiatan itu adalah :
1. Kegiatan berkarya, bekerja dan menciptakan, serta melaksanakan dengan sebaik-baiknya tugas dan kewajiban masing-masing;
2. Keyakinan dan penghayatan atas nilai-nilai tertentu (kebenaran, keindahan, kebajikan, keimanan dan lainnya) dan;
3. Sikap tepat yang diambil dalam keadaan dan penderitaan yang tidak terelakkan lagi.
Dalam menghadapi sikap yang tak trhindarkan lagi pada kondisi yang
ketigs menurut logoterapi, maka ibadah merupakan salah satu cara yang
dapat di gunakan untuk membuka pandangan seseorang akan nilai-nilai
potensial dan makna hidup yang terdapat dalam diri dan sekitarnya.
C. Kesehatan Mental Dalam Al-Qur’an
Orang yang tidak merasa tenang, aman serta tentram dalam hari-hari
nya adalah orsng sakit rohani atau mental nya, tulis H.Carl Withe rigton
(M.Bukhori, 1982: 5). Para ahli psikiatri mengakui bahwa setiap
manusia mempunyai kebutuhan-kebutuhan dasar tertentu yang di perlukan
untuk melangsungkan proses kehidupan secara lancar. Kebutuhan tersebut
dapat berupa kebutuhan jasmani dan berupa kebutuhan rohani maupun
kebutuhan sosial.
Al-Qur’an sebagai sumber ajaran islam, kebenarannya bersifat hakiki
dan tdak ada keraguan didalam nya karena di turunkan oleh Allah. Oleh
karena itu apapun bentuk pengungkapan Al-Qur’an setiap orng beriman
ataupun yang mempergunakan akal sehatnya pasti akan menerima dan mengaku
kebenarannya.
Sebagai kitab suci yang berisi petunjuk (hudan) dan penjelas, bagi
petunjuk itu sendiri (wal bayyin min al-huda) di dalamnya banyak
terdapat banyak ayat-ayat yang berkaitan dengan kesehatan mental dengan
berbagai istilah yang di gunakan sebagai sesuatu yang hendak di capai
oleh setiap manusia. Menurut Langgulung, istilah-istilah tersebut adalah
kebahagiaan (sa’adal) keselamatan (hajat) kejayaan (fawz), kemakmuran
(falah) dan kesempurnaan (al-kamal).
Di samping beberapa istilah kesehatan mental tersebut, di dalam
Al-Qur’an juga banyak terdapat ayat-ayat yang berkaitan dengan uraian
defenisi kesehatan mental, meliputi hubungan manusia dengan dirinya
sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan tuhan, yang kesemua nya di
tujukan untuk mendapatkan hidup bermakna dan bahagia di dunia dan
akhirat.
1. Ayat tentang kebahagiaan.
Firman Allah Swt surah Al-Qashash : 77.
وَابْتَغِ فِيمَا ءَاتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ وَلَا تَنْسَ
نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَأَحْسِنْ كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ
وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الْأَرْضِ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ
الْمُفْسِدِينَ
Artinya : Dan carilah pada apa yang telah di anugerahkan Allah
kepadamu (kebahagiaan) duniawi dan berbuat baik (kepada orang lain)
sebagai mana Allah telah berbuat kepadamu dan jangan kamu berbuat
kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang
yang berbuat kerusakan. (QS Al-Qashash:77).
2. Ayat tentang ketenangan jiwa.
Surah Al-Fath ayat: 4
هُوَ الَّذِي أَنْزَلَ السَّكِينَةَ فِي قُلُوبِ الْمُؤْمِنِينَ
لِيَزْدَادُوا إِيمَانًا مَعَ إِيمَانِهِمْ وَلِلَّهِ جُنُودُ السَّمَوَاتِ
وَالْأَرْضِ وَكَانَ اللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمًا
Artinya: Allah-lah yang telah menurunkan ketenangan jiwa kedalam hati
orang-orang mukmin, supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan
mereka yang sudah ada.
(QS Al-fath: 4)
Ayat pertama Allah memerintahkan orang islam untuk merebut kebahagiaan
akhirat dan kenikamatan dunia dengan jalan berbuat baik dan menjauhi
perbuatan mungkar.
Dan pada ayat ke dua Allah menyifati diri-Nya bahwa Dia-lah Tuhan Yang
Maha Mengetahui dan Bijaksana yang dapat memberikan ketenangan jiwa ke
dalam hati orang yang beriman.
D. Kesehatan Mental Dalam Hadits
Hadits sebagai sumber kedua ajaran Islam sesudah Al-Qur’an banyak
juga yang menyinggung hal-hal yang brhubungan dengan kesehatan mental.
Hadits yang berhubungan dengan kesehatan mental adakala nya yang
berhubungan dengan indikator kesehatan mental dan adakalanya berkaitan
dengan psikoterapi, dan yang berkaitan dengan kesehatan mental.
Yang berkaitan dengan indikator kesehatan mental :
1. Rasa aman
Sabda Rasulullah SAW yang Artinya :
Dan ubaid ibn muhashan al-khitmi bahwa Rasulullah SAW bersabda :
“Barang siapa di antara kalian yang telah merasa aman dengan lingkungan
atau kelompokm sosial, tubuhnya sehat dan mampu mencukupi kebutuhan
makannya setiap hari, maka baginya sepadan dengan memiliki dunia dan
segala isinya.
( H.R. Tarmidzi).
Berdasarkan hadits diatas Rasulullah SAW menyatakan bahwa ada tiga sebab bagi seseorang untuk merasakan kebahagiaan yaitu :
a. Perasaan nyaman dalam sebuah komunitas.
b. Tubuh yang sehat ; dan
c. Mampu mencukupi kebutuhan makannya sehari-hari.
Ketentraman dan kebahagiaan akan tercapai jika seseorang merasa bahwa
dirinya di terima di dalam lingkungan sosialnya, tubuhnya sehat
terhindar dari berbagai macam penyakit dan mampu memenuhi kebutuhan
primer demi kelangsungan hidupnya seperti minum dan makan.ketiga hal ini
merupakan indikator penting bagi kesehatan.
2. Kanaah dan ridha menerima apa yang telah di tentukan oleh Allah SWT kepadanya.
Rasulullah bersabda yang artinya :
Dari Abu Hurairah Rasulullah SAW bersabda: “ orang yang kaya itu
bukanlah karena harta yang melimpah, tetapi orang yang kaya itu ialah
karena kaya jiwanya. (H. R. Saikhan dan Tarmidzi).
Berdasarkan hadits diatas bahwa diantara faktor yang dapat
mnentramkan jiwa adalah sikap menerima rezeki yang telah di berikan oleh
Allah SWT, tidak perduli terhadap keadaan orang yang lebih kaya dari
dirinya, jika seseorang tidak memiliki sikap kanaah dan ridha, maka yang
terjadi dalam diri seseorang hanyalah kemarahan, kegelisahan, dan
kesengsaraan. Oleh karenanya, Rasulullah SAW berwasiat kepada para
sahabatnya agar bersifat kanaah dan ridha, supaya mereka meraih
ketentraman jiwa.
3. Sukur dan sabar
Rasulullah SAW bersabda yang artinya:
“sungguh luar biasa hal yang di peroleh orang yang beriman karena
suluruh hidupnya sarat dengan kebaikan. Tidak ada seseorangpun yang
dapat menyamai orang beriman. Jika ia di beri kesengsaraan, maka ia
bersyukur dan rasa syukur itu termasuk kebaikan baginya”. (H. R Muslim)
Berdasarkan hadits di atas bahwa salah satu indikator penting
kesehatan mental diantaranya ialah kemampuan individu dalam menanggung
beban hidup. Teguh dari dalam menghadapi krisis dan cobaan serta sabar
menghadapi segala rintangan. Ia berani dan tidak mempunyai rasa putus
asa. Seseorang yang menghadapi berbagai musibah dan situasi sulit
dengan penuh kesabaran dan keteguhan hati, merupakan indikator orang
sehat mental nya, dan jiwanya normal.
4. Rasa Tanggung Jawab
Rasulullah bersabda yang artinya:
Dan ibn Umar r.a. Rasulullah SAW bersabda : “Setiap kalian semua adalah
pengembala dan bertanggug jawab atas pengembalaanya. Seorang pemimpin
(negara) adalah pengembala keluarga dan bertanggung jawab atas
keluarganya. Seorang istri adalah pengembala rumah keluarga suaminya dan
bertanggung jawab atas keluarganya. Seorang budak adalah pemelihara
harta tuannya dan bertanggung jawab atas harta tersebut. Ingatlah setiap
kalian adalah pengembala dan setiap kalian bertanggung jawab atas
pengembalaannya.” ( H.R. Abu Daud, Tarmidzi dan Nasa’i)
Berdasarkan hadits di atas bahwa setiap individu dalam masyarakat
harus bertanggung jawab pada sesama manusia. Seorang invidu yang mau
memerhatikan dan menolong sesama, bertanggung jawab pada pekerjaan yang
harus di jalaninya, bertanggung jawab bagi kemaslahatan umum, dan mau
menebar kebaikan kepada semua individu dalam masyarakat. Manusia normal
harus merasa bertanggung jawab secara intelektual dan sosial pada
masyarakatnya. Ia selalu berpihak dan menolong orang lain dan
mengulurkan tangan kedermawanannya kepada orang lain.
E. Berbagai Aliran Dalam Kesehatan Mental
Diantara aliran-aliran tersebut yang terkenal adalah sebagai berikut :
1. Aliran Psikoanalitik
Aliran ini dikenal dengan tokoh yang mempeloporinya yaitu Sigmund Freud
dengan pandangan bahwa manusia adalah produk evulusi yang terjadi secara
kebetulan dan merupakan makhluk biologis. Psiko-analisis merupakan satu
sistem dinamis dari psikologi yang mencari akar tingkah laku manusia
didalam dorongan dan konflik yang tidak di sadari. Freud selanjutnya
memandang bahwa tingkah laku manusia itu terjadi karena terdapat nya
interaksi antara tiga alat dalam personaliti, yang disebut dengan Id,
Ego dan Super Ego.
Psikoanalitik memandang bahwa kesehatan mental itu akan diperoleh
apabila Ego mencapai kemenangan dalam pertarungan yang terjadi antara
ketiganya. Namun tampaknya hasil (kesehatan mental) yang ia peroleh itu,
bukanlah hasil yang sebenarnya, melainkan hasil yang semu. Sebab di
balik keberhasilan itu pertarungan-pertarungan diantara ketiganya akan
terus berlangsung. Ego hampir saja selalu bersebrangan dengan Id.
Kemudian datang Super Ego yang mencoba melerai keduanya, yang pada
dasarnya semakin memperluas arena pertarungan.
Dengan demikian,maka manusia adalah makhluk yang penuh dengan sikap
pesimis dan tidak akan memeperoleh kesehatan mental yang
sebenar-benarnya. Para penganutnya pesimis akan dapat mencapai kesehatan
mental yang sempurna karena didalam dirinya selalu terjadi pertentangan
sebagai frame atau kodrat hidup manusia.
2. Aliran Behavioristik
Aliran ini di pelopori oleh Thorndike dan John B. Watson. Aliran ini
menitik-beratkan kepada tingkah laku manusia. Meraka memandang manusia
ibaratkan mesin.
Aliran ini berpendapat bahwa kesehatan mental adalah kesanggupan
seseorang untuk memperoleh kebiasaan yang sesuai dan dinamik yang dapat
menolongnya berintegrasi dengan lingkungan, dan menghadapi
suasana-suasana yang memerlukan pengambilan keputusan. Dengan kata lain,
orang yang sehat mentalnya adlah orng yang ber-adjusment secara baik
dan dinamis dengan lingkungan di mana ia berada.
Aliran ini mendapat kritikan karena menganggap manusia itu sebagai
makhluk hedonis yang mempunyai motif tunggal untuk menyesuaikan diri
(adjusment) dengan lingkungan fisik dan sosial. Di samping itu aliran
ini mengabaikan aspek spiritual manusia dan mementingkan aspek biologis
saja.
3. Aliran Humanistik
Aliran ini di pelopori Abraham Maslow. Aliran ini berpendapat bahwa
pengkajian terhadap manusia harus di dekati dari sudut kemanusiaannya.
Manusia dilengkapi dengan berbagai potensi yang bebas di pergunakan
menurut kemauannya. Oleh karena itu kesehatan mental, menurut aliran
ini, adalah kesadaran manusia terhadap potensi-potensinya dan
kebebasannya untuk mencapai apa yang ia kehendaki dengan cara yang di
pilihnya. Dengan kata lain, bahwa orng yang sehat mentalnya menurut
aliran ini adalah orang sadar akan potensi yang dimilikinya, kemudian
secara bebas ia dapat mengembangkan sesuai dengan kehendak nya.
4. Aliran Psikologi Transpersonal
Aliran ini merupakan kelanjutan dari aliran humanistik, jadi
penggagasnya termsuk juga Jung, Abraham Maslow, Victor Frankl, William
James yang banyak mempengaruhi pikiran Jung.
Menurut Maslow pengalaman keagamaan adalah “ peak experience, plateu
dan father reaches of human nature”. Dalam arti kata psikologi belum
sempurna sebelum di fokuskan kembali pada pandangan spiritual agama.
Dalm hal ini psikologi tranpersonal berusaha menggabungkan
tradisi-tradisi agama besar timur. Nmaun, aliran ini tidak menyebutkan
secara spesifik agama-agama besar timur itu sehingga menimbulkan
keraguan.
5. Pandangan Islam
Pandangan islam tentang manusia dan kesehatan mental, berbeda dengan
aliran-aliran di atas. manusia dalam pandangan islam diciptakan oleh
Allah dengan tujuan-tujuan tertentu :
a. Menjadi hamba Allah (‘abd Allah) yang tugasnya mengabdi kepada Allah SWT.
b. Menjadi khalifah Allah fi al-ardh yang tugasnya mengolah alam dan
memanfaatkannya untuk kepentingan makhluk dalam rangka ubudiyah
kepad-Nya.
Agar tujuan tersebut dapat di capai, manusia dilengkapi dengan berbagai
potensi yang harus di kembangkan dan di manfaatkan sesuai dengan aturan
Allah.
Menurut pandangan pandangan islam orang yang sehat mentalnya ialah
orang yang berprilaku, fikiran, dan perasaan nya mencerminkan dan sesuai
dengan ajaran islam. Ini berarti, orang yang sehat mentalnya ialah
orang yang didalam dirinya terdapat keterpaduan antara perilaku
perasaan, pikirannya dan jiwa keber-agamaan nya. Dengan demikian
tampaknya sulit di ciptakan kondisi kesehatan mental dengan tanpa agama.
Bahkan dalam hal ini Malik B. Badri berdasarkan pengamatannya
berpendapat, keyakinan seseorang terhadap islam sangat berperan dalam
membebaskan jiwa dari gangguan dan penyakit kejiwaan. Disinilah peran
penting islam dalam membina kesehatan mental.
BAB III
KESIMPULAN
Kesehatan mental adalah suatu kondisi batin yang senantiasa berada dalam keadaan tenang, aman, dan tentram.
Hubungan antara agama dan kesehatan mental sangat erat sekali
karena agama sangat berperan dalam membina kehatan mental, karena
bagaimana pun, suatu ketika manusia berada dalam kondisi keadaan tanpa
daya, manusia akan kehilangan pegangan, bersikap pasrah. Dalam kondisi
sperti ini ajaran agama paling tidak membangkitkan makna dalam hidup
nya, Dan paling tidak dapat bengaruh dalam menanamkan keluhuran budi.
Kesehatan mental dalam Al-Qur’an yaitu tentang kebahagiaan dan
ketangan jiwa. Kebahagian yang di maksud ialah Allah memerintahkan dalam
Al-Qur’an Surat Al-Qashash ayat: 77, agar setiap orang islam itu
merebut kebahagiaan di dunia dan di akhirat degan jalan berbuat baik dan
menjauhi perbuatan mungkar. Sedangkan ketenangan jiwa yang di maksud
adalah Allah menyifati diri-Nya bahwa dia-lah Tuhan Yang Maha Mengetahui
dan Bijaksana yang dapat memberikan ketenangan jiwa kedalam hati orang
yang beriman. Seperti yang terdapat dalam Surah Al-Fath ayat : 4
Kesehatan mental dalam hadits Nabi ialah :
ketika seseorang merasa dirinya aman dengan lingkungan atau kelompok
sosial,tubuh yang sehat dan mampu memenuhi kebutuhan hidupnya
sehari-hari.
Bersikap menerima apa yang telah di berikan Allah SWT, tidak peduli dengan keadaan orang lebih kaya dari dirinya.
Bersyukur dan bersabar dalam menanggung beban hidup.
Bertanggung jawab atas keluarga dan kepemimpinan nya.
Aliran-aliran dalam keshatan mental :
• Aliran psikoanalitik : Aliran ini berpendapat bahwa seseorang tidak
akan mendapatkan kesehatan mental yang sempurna karena selalu terjadi
pertentangan sebagai frame atau kodrat manusia.
• Aliran behavioristik : Aliran ini berpendapat bahwa kesehatan mental
adalah kesanggupan seseorang untuk memperoleh kebiasaan yang sesuai dan
dinamik yang dapat menolongnya berintegrasi dengan lingkungan, dan
menghadapi suasana-suasana yang memerlukan pengambilan keputusan.
• Aliran humanistik : Aliran ini berpendapat bahwa orang yang sehat
mentalnya adalah orang sadar akan potensi yang dimilikinya, kemudian
secara bebas ia dapat mengembangkan sesuai dengan kehendak nya.
• Aliran psikologi transpersonal : Aliran berusaha ini menggabungkan
tradisi psikologis dengan agama-agama besar timur, namun aliran ini
tidak menyebutkan secara spesifik agama-agama besar timur tersebut
sehingga menimbulkan keraguan.
• Pandangan islam : Dalam pandagan islam orang yang sehat mentalnya
adalah orang yang didalam dirinya terdapat keterpaduan antara perilaku
perasaan, pikirannya dan jiwa keber-agamaan nya.
No comments:
Post a Comment